JAKARTA, kabarpolisi.com – Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya akan mengimpor sepuluh ribu ton bawang putih dari China hingga akhir 2018.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berdalih impor bawang putih ini untuk menekan harga bawang putih di Jakarta yang sangat tinggi.
“Kemarin sempat naik melonjak karena permasalahan suplai. Jadi kami mengambil inisiatif berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan agar masyarakat terus bisa menikmati bawang putih dengan harga terjangkau,” kata Sandi di Kawasan Kota Tua Jakarta, Jumat (6/7) seperti dikutip CNN Indonesia.
Berdasarkan data infopangan.jakarta.go.id, harga bawang putih di Jakarta saat ini rata-rata 32.884 per kilogram. Harga termahal berada di Pasar Sunter Podomoro Rp47.000 per kilogram.
Sandi bilang Pemprov DKI Jakarta telah mengantongi izin dari Kementerian Pertanian (Kementan) dari rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) sebesar 20 ribu ton.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menyebut impor bawang putih dari China dilakukan untuk menekan harga bawang putih ke kisaran Rp23 ribu, sesuai harga eceran yang disarankan Kementan.
Arief mengatakan konsumsi bawang putih di Jakarta begitu tinggi. Pasokan dari China ini diharapkan bisa menambal dua puluh persen kebutuhan itu, sisanya dipenuhi oleh swasta.
“Bukan serta-merta bawang putih China. Kalo bukan Food Station pasti orang lain akan impor juga karena Jakarta konsumsi bawang putih delapan ribu ton per bulan. Ini sepuluh ribu untuk enam bulan,” kata Arief saat dihubungi, Jumat (6/7).
Sesuai regulasi, importir bawang putih harus menanam lima persen dari jumlah impor. Karenanya Pemprov DKI Jakarta berkewajiban 500 kilogram bawang putih sendiri.
Arief mengklaim Food Station akan mulai menanam bawang putih di Bogor mulai akhir Juli. Kemungkinan bisa dipanen pada akhir tahun. Ia menargetkan di masa mendatang impor tak dibutuhkan kembali karena Jakarta sudah bisa memproduksi bawanh putih sendiri.
“Nah kita akan tanam bertahap mulai di Jawa Barat. Itu nanti sudah kerja sama dengan Dinas Pertanian Bogor kemudian dengan koperasi dan Gapoktan yang ada di Bogor,” lanjut dia. ***