1000 Pasukan Disiapkan Hadapi Napi Teroris, Begini Penjelasan Kapolri

Muhammad Tito Karnavian

JAKARTA, kabarpolisi.com – Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan jumlah pasukan yang melakukan pengepungan Kamis tadi pagi di Mako Brimob sebanyak 1000 personil.

Menurut Kapolri, jumlah itu sudah terbilang cukup untuk melakukan pengepungan dan membebaskan sandera yang masih ditahan oleh para napiter.

“Anggota yang disandera ada satu yang masih hidup dan kemudian jumlah anggota yang kepung hampir 800 sampai 1000. Saya anggap cukup itu,” kata Kapolri Tito Karnavian, di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Menurut Tito, sesuai dengan intruksi Presiden RI jangan sampai kalah dengan para terorisme, sehingga tindakan tegas perlu dilakukan.

Sebelum melakukan tindakan, memiliki beberapa opsi. Apakah akan masuk atau memberikan warning kepada para napiter.

Hal itu dilakukan lantaran banyak napiter yang didalam rutan pro kontra akan hal itu.

“Karena kita tahu di dalam kelompok semua ada pro kontra . Ada yang dukung kekerasan ada yang tidak ingin. Itu yang menjadi opsi kita agar jangan sampai ada korban yang banyak padahal ada yang tidak ingin lakukan kekerasan. Selain itu ada kelompok lainya yang tak ingin,” katanya.

“Itulah yang menjadi opsi kita agar jangan sampai ada korban yang banyak, padahal ada yang tak ingin melakukan kekerasan. Sehingga, saya sampaikan ke pak Presiden, bahwa ada situasi seperti itu dan kita berikan warning. Tapi kami minta izin, saya paham bahwa tindakan tegas akan dilakukan, namun karena didalam ada pro dan kontra, sehingga akhirnya kami berikan warning kepada mereka,” ujar mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.

Mantan Kapolda itu mengaku sepanjang malam warning yang sudah diberikan kepada Napiter akhirnya berbuah hasil sehingga anggota yang telah di sandra berhasil diselamatkan.

“Jadi sepanjang malam warning sudah disampaikan, dan kemudian alhamudlillah tadi sandera anggota Polri, Brigadir Iwan Sarjana jam 12 malam itu dilepas oleh mereka dan besok paginya mereka kemudian keluar menyerahkan diri,” kata orang nomor satu di kepolisian Republik Indonesia ini. (BT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.