• Polri Tetapkan PT AJP dan FH Sebagai Tersangka TPPU Judi Online, Sita Uang Rp 103,27 Miliar
    READ MORE
  • Polda Jateng Gelar Sertijab di Awal Tahun 2025, Rotasi 18 Jabatan Strategis
    READ MORE
  • Divhumas Polri Raih Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
    READ MORE
  • Terima Kunjungan Kepala BPOM, Kapolri Pastikan Sinergi Penindakan Mafia
    READ MORE
  • Kapolri dan Menteri Perumahan Bahas Program Pembangunan 3 Juta Rumah
    READ MORE

Survei : PKS, PAN, Hanura Terancam Tidak Lolos Parliamentary Threshold

JAKARTA, kabarpolisi.com – Lingkaran Survei Indonesia(LSI) mengadakan survei terhadap partai-partai politik yang akan mengikuti pemilu legistatif 2019 mendatang.

Dari hasil survei milik Denny JA yang dirilis Rabu (24/01/2018) tersebut, sejumlah partai besar dinyatakan masih dalam posisi tidak lolos dari ambang batas suara minimal.

Sedikitnya lima partai besar yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hanura, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan NasDem berada dalam posisi rawan memenuhi syarat perolehan suara minimal di parlemen atau parliamentary treshold dalam Pemilu Legislatif 2019.

Survei LSI yang dilakukan pada 7-14 Januari 2018 mengajukan pertanyaan: Jika Pemilu Legislatif dilakukan hari ini, PARTAI mana yang Ibu/Bapak pilih?

Hasilnya, PPP hanya mendapatkan suara 3,5 persen, NasDem 4,1 persen, PKS 3,8 persen, PAN 2,0 persen, dan Hanura 0,7 persen.

Dengan perolehan suara itu, kelima partai tersebut masuk kategori partai yang belum aman lolos parliamentary treshold.

Parliamentary treshold adalah ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum yang harus dipenuhi semua partai peserta pemilu agar dapat menempatkan wakilnya di parlemen.

Dalam Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu yang baru disahkan, ambang parliamentary treshold di Pemilu Legislatif 2019 ditetapkan sebesar empat persen dari jumlah suara sah nasional. Jika gagal meraih empat persen suara, partai tidak bisa menempatkan wakilnya di parlemen.

Dari lima partai yang rawan gagal memenuhi parliamentary treshold, sorotan khusus tertuju pada PAN dan Hanura.

“PAN dan Hanura harus memunculkan isu baru yang fresh dan menarik, serta figur yang terasosiasikan dengan partai sehingga tidak terlempar dari parlemen,” kata peneliti LSI Rully Akbar.

Survei LSI dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling. 

LSI melibatkan 1200 responden yang pendapatnya diambil lewat wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini sebesar plus minus 2,9 persen.

Untuk Hanura, Rully menyebut dalam tiga survei terakhir LSI, perolehan suara Hanura selalu di bawah empat persen. 

“Jika situasi Hanura tidak membaik, maka Hanura berpotensi terlempar dari parlemen dan menjadi partai gurem,” ujar Rully.

Hanura baru saja didera konflik dualisme kepemimpinan antara kubu Oesman Sapta Odang dan Daryatmo. Pada Selasa (23/1), kedua kubu menyatakan sepakat islah atau berdamai.

Islah terjadi usai pertemuan antara Daryatmo dengan OSO dan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto.

“Secara umum sudah disepakati kami islah. Menuju islah untuk kepentingan lebih besar,” kata Daryatmo.(Ceko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.