H.Muhammad Tito Karnavian
JAKARTA, kabarpolisi.com – Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengatakan, saat ini Indonesia sudah jadi target titik dagang narkoba dari para bandar juga pengedar dari luar negeri. Ini bisa dilihat dari maraknya narkoba dari luar yang masuk dan diedarkan di Indonesia.
“Indonesia menjadi market point destinasi bukan lagi transit-transit bagi negara lain dan mungkin longgarnya wilayah kita,” katanya di Gedung Promoter, Mapolda Metro Jaya, Senin (12/2/2018).
Kapolri yakin Indonesia akan menjadi target empuk suplai sejumlah bandar narkoba meski perlawanan terus dilakukan.
“Juga melalui udara sehingga ini barang-barang bisa masuk Indonesia, di satu sisi sampaikan apresiasi di sisi lain kita prihatin bahwa kita menjadi daerah tujuan dan ini bisa membahayakan bagi generasi bangsa kita,” katanya.
Meskipun begitu, mantan Kapolda Papua ini tetap akan bersinergi dengan institusi lainnya untuk memberantas barang haram itu.
“Untuk itu Polri terus akan mengintensifkan upaya memberantas narkoba bersama-sama dengan semua stakeholder BNN, TNI, saya sampaikan terutama TNI AL beberapa hari lalu mengungkap dengan jumlah cukup besar itu menunjukkan TNI khususnya AL menjaga daerah laut kita, dan polri sangat bergembira dengan hasil itu dan kita siap untuk bersinergi,” kata jenderal bintang empat kelahiran Palembang Sumatera Selatan ini.
Sebelumnya, tim gabungan menggerebek sebuah pergudangan di Komplek Harapan Dadap Jaya nomor 36 Gudang E 12, Dadap, Kosambi, Kota Tangerang. Petugas berhasil menyita sabu seberat 239,785 kilogram, dan 30.000 butir ekstasi.
“Tersangka yang ditembak bernama Lim Toh Hing alias Onglay, alias Mono, sedang tiga tersangka lain bernama Joni alias Marvin, Andi alias Aket, dan Indrawan alias Alun ditangkap,” ungkap Tito di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/8)
“Tindakan tegas pada bandar-bandar narkoba. Kalau lawan tembak mati. Kalau orang asing, melawan dikit tindak tegas tembak saja,” kata Tito.
Menurutnya, Narkoba tersebut disembunyikan di 12 mesin cuci. Sabu dikemas dalam 228 bungkus plastik, sedang butiran ekstasi dikemas dalam enam bungkus plastik.
“Joni ditangkap di gudang yang menyimpan 12 mesin cuci berisi sabu dan ekstasi. Setelah itu Andi ditangkap di Jalan Raya Perancis Dadap Kosambi Tangerang pukul 21.30,” ujarnya.
Lewat keterangan Joni, otak penyelundup Narkoba, Lim Toh Hing, Warganegara Malaysia, dibekuk pada Jumat (9/2) pukul 00.20 di Terminal Tiga Bandara Soekarno Hatta. Sabtu (10/2) pukul 01.30 WIB, tim membawa tersangka Lim Toh Hing ke Dadap, Kosambi, Tangerang, untuk menunjukkan jaringannya.
“Di tengah jalan dia berusaha merebut senjata api milik polisi, dan berniat kabur. Polisi pun menembak dia. Saat di bawa ke rumah sakit, dia tewas,” katanya. (Rizal)