Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian saat memimpin shalat berjamaah yang diikuti Panglima TNI dan pimpinan TNI AD, AU dan AL (Ist)
JAKARTA, kabarpolisi.com – Publik mengapresiasi keberhasilan Polri dalam mengakhiri aksi kerusuhan narapidana terorisme di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob, Depok.
Di tengah kemarahan karena kelima anggotanya dibunuh dengan keji, Polri mampu bertindak profesional dengan menahan diri agar tidak menyerang secara brutal.
Semua itu ternyata diketahui berkat tangan dingin Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang memilih pendekatan soft approach. Dialah pengatur strategi operasi meski saat kejadian sedang berada di Yordania.
Keberhasilan Polri menyudahi kerusuhan dan penyanderaan oleh teroris diapresiasi banyak pihak. Salah satunya dari Plt Rektor UIN Pontianak Dr. KH. M Syarif MA.
“Kita harus lihat konteks dan situasi kejadiannya. Dan saya kira langkah Kapolri sudah tepat dengan mengambil pendekatan soft approach,” kata Syarif yang juga pengurus teras NU Pontianak dalam keterangannya, Jum’at (11/5).
Menurutnya, dalam situasi kericuhan yang disertai penyanderaan anggota kepolisian oleh narapidana terorisme, maka pendekatan penanggulangan mesti didahulukan sebelum aksi penyergapan dan penyerangan (hard approach). Sebab jika cara yang terakhir ini justru didahulukan, sambungnya, kemungkinan besar akan memperbanyak jatuhnya korban.
“Di dalam (ruang tahanan, red) kan ada sejumlah anggota polisi yang disandera. Tentu tak bisa gegabah langsung diserang, bisa lebih fatal lagi kalau begitu,” tegasnya.
Syarif melanjutkan, penanggulangan terorisme melalui pendekatan lunak memang butuh waktu, tak secepat pendekatan yang mengandalkan cara-cara kekerasan. Polisi bahkan butuh waktu sekitar 36 jam untuk mengambilalih keadaan.
“Jangan salah memahami. Apalagi dengan cepatnya menuding polisi lamban dan tidak tegas,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan reaksi sebagian pihak yang gampang menuding dan menyalahkan pihak tertentu serta menyeretnya ke masalah politis. Sikap itu dinilai sama sekali tidak menguntungkan bagi spirit penanganan dan penganggulangan terorisme di Indonesia.
“Jadi, janganlah memperkeruh suasana,” tandasnya seperti dikutip Akurat (DP)