Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Polisi Hengki Haryadi (Ist)
JAKARTA, kabarpolisi.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan pujian ke Polres Metro Jakarta Barat atas penanganan kasus kejahatan yang menimpa Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin saat bersepeda pagi di Kota Tua, Jakarta, pada Minggu (24/06/2018) lalu.
“Keberhasilan melumpuhkan atau menangkap dua orang pelaku kejahatan dalam tempo yang relatif singkat, merupakan hasil kerja keras dan profesionalisme jajaran Kepolisian RI, khususnya Polda Metro Jaya,” kata Menteri PUPR kepada awak media di Jakarta.
Atas pengungkapan kasus ini Menteri Basuki mempercayakan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian RI untuk menindaklanjutinya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Menteri Basuki berharap peristiwa ini menjadi momentum perbaikan ke depan melalui upaya sistematis dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan dalam menciptakan ruang-ruang publik perkotaan yang semakin aman dan nyaman bagi setiap warganya untuk beraktivitas.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku penjambretan terhadap Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarief Burhanudin, berinisial FS berhasil ditangkap oleh polisi. Namun saat akan diamankan, tersangka melakukan perlawanan. Akhirnya petugas pun terpaksa menembak mati. Dari catatan kepolisian diketahui, pelaku berinisial AA dan FS merupakan mantan narapidana atas kasus serupa alias residivis.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, pelaku FS ditembak mati karena melawan pernah ditahan dan menjadi penghuni Lembaga Pemasyatakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan Sumatera Utara dan Rutan Salemba, Jakarta Pusat.
“Tersangka yang meninggal dunia atas nama inisial FS adalah residivis kasus pencurian dengan kekerasan dan pencurian kendaraan bermotor. Pernah dipernjara di Lapas Tanjung Gusta dua kali masuk, dan di Salemba dua kali masuk,” ungkap Hengki bersama Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Polres Jakarta Barat, Jumat (29/6/2018).
Dalam kasus penjambretan Syarief Burhanudin, FS berperan sebagai yang membawa sepeda motor bersama pelaku A. “Ia memiliki keahlian dibidang mengendarai motor karena sudah memiliki banyak pengalaman mencuri sepeda motor,” Hengki mejelaskan.
Melanjutkan keterangannya, Hengki menyebut kedua penjahat ini bergabung dengan kelompok kejahatan jalanan lainnya yang memiliki markas bernama Tenda Oranye di Jalan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara.
Tenda Oranye itu merupakan perkumpulan pelaku jambret yang beraksi di kawasan Ibu Kota. “Modusnya berbeda-beda, seperti korban ke Pak Syarief yang satu motor, ada yang modus satu motor, tiga motor, sampai empat motor. Misalnya modus empat motor, korban naik Bajaj, memepet kanan kiri dan belakang bayang-bayangi agar kalau ada yang ngejar dihalau,” terang Hengki.
Usai beraksi menjambret Burhanuddin Syarief, petugas bergerak dan meringkus pelaku berinisial A di markasnya, Teluk Gong. Adapun FS ditembak mati karena melawan petugas saat dilakukan penangkapan di kawasan Cengkareng Jakarta Barat pada Jumat 29 Juni dini hari tadi.
Syarief dijambret pada Minggu 24 Juni 2018 lalu saat berolahraga menggunakan sepeda. Tasnya dijambret pelaku hingga menyebabkan Syarief tersungkur dan harus mendapatkan perawatan intensif pihak rumah sakit.
Pujian Hendardi
Sementara itu, masyarakat Jakarta Barat mengapresiasi kinerja Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat (Polres Metro Jakbar) dibawah pimpinan Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam menangani kasus kriminal di wilayahnya.
Pernyataan apresiasi juga dilontarkan langsung dari Ketua Setara Institute Hendardi. Menurutnya, ia merasa cukup lega dengan tertangkapnya pelaku penjambretan yang selama ini sangat meresahkan masyarakat.
Teror jalanan ini sudah sangat lama terjadi dan sudah memakan banyak korban. Seperti kita ketahui, belum lama ini korban penjambretan menimpa Dirjen Kementerian PUPR Syarief Burhanudin. Ia pun mengapresiasi kinerja Kepolisian yang cepat menangani kasus tersebut.
“Sebuah bentuk kinerja yang sangat bagus ditunjukkan oleh pihak Kepolisian, sehingga masyarakat merasa sangat aman dan nyaman, walaupun seperti itu masyarakat tetap harus berhati-hati,” pungkas Hendardi, Sabtu (30/6/2018)
Namun begitu, lanjutnya, Hendardi mengharapkan agar pihak Kepolisian dapat membongkar sampai ke akar. Terlebih Kepolisian akan menghadapi tugas Internasional terutama acara Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.
“Jangan sampai tamu negara atau peserta Asian Games menjadi korban yang tidak kita inginkan,” lanjut Hendardi.
Ia menegaskan, untuk memberantas sindikat yang mengatasnamakan Tenda Orange ataupun juga yang lainnya, polisi harus belajar dari pengalaman yang sudah terjadi karena kejahatan ini memang nyata dan ada terjadi.
“Jangan percaya yang sifatnya konvensional lantaran kebutuhan ekonomi yang dilakukan pelaku kriminal. Alasan itu hanya kiasan, yang penting polisi memberikan efek jera. Pimpinan atau bos besar sindikat itu harus ditangkap dan diumumkan di media untuk diketahui oleh masyarakat,” tegasnya.
Prestasi pengungkapan harus diberikan reward dari kesatuan bawah sampai kesatuan atas dari segala fungsi atau statker fungsi Polri.
“Tindakan tegas dan terukur yang dilakukan oleh kepolisian juga harus diapresiasikan atau diberikan reward agar masyarakat timbul kepercayaan kembali kepada polisi,” tandasnya.(Rizal)