LHOKSEUMAWE– Polres Lhokseumawe mengerahkan ratusan personil dalam rangka
pengamanan aksi 611 atau aksi bela Nabi Muhammad oleh sejumlah ormas dan
mahasiswa serta sejumlah elemen masyarakat yang berlangsung di jalan Merdeka
tepatnya di depan Masjid Islamic Centre Kota Lokseumawe, Jum’at ( 06/11/2020)
siang.
Dalam pengamanan aksi tersebut, Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto, S.IK, MH
menegaskan kepada personil agar pengamanan unras dilakukan dengan tidak membawa
senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam) dengan prinsip professional, Humas
dan persuasif.
Penegasan tersebut disampaikan dalam apel persiapan pengamanan unras yang diikuti
ratusan dari satuan TNI-Polri serta Satpol PP setempat di Mapolres Lhokseumawe,
Jum’at (6/11/2020).
“Pada prisipnya pengamanan unjuk rasa dilakukan secara profresional, humanis dan
tanpa senpi serta sajam” tegas Orang Nomor satu jajaran POLRI Wilayah Kota
Lhokseumawe, dan mematuhi protokol kesehatan khususnya memakai masker, serta
laksanakan tugas dengan sebagaiknya dengan tulus dan ikhlas untuk mengamankan
kegiatan masyarakat pada hari ini.
Dalam aksi damai tersebut orasi dilakukan secara bergantian yg di awali oleh
ketua Front Pembela Islam FPI Aceh Tgk. Muslem Attahiri, dan dilanjutkan oleh
perwakilan Mahasiswa dan seterusnya.
Muslem menjelaskan bahwa hari ini kami datang bukan untuk melakukan kekerasan,
bukan untuk menciptakan kekacauan akan tetapi untuk menunjukkan kepada dunia
bahwa kami siap dan rela mati untuk Nabi Muhammad Saw, maka jangan pernah hina
Islam, jangan pernah menghina Nabi Muhammad, karena lahir Beliaulah manusia
sedunia aman dan damai, karena Islam adalah agama kedamaian, agama pembawa Rahmat bagi semesta alam.
Bahkan Indonesia merdeka pun karena anugerah Allah SWT. Sebagaimana tertulis
indah dalam tek pembukaan UUD 1945. Pungkasnya yg berapi api. Karena itu
Pemerintah Indonesia wajib memutuskan hubungan dengan kedutaan Prancis di
indonesia sampai mereka meminta maaf dan mencabut kembali pernyataan murahan
tersebut. Lanjut Ketua FPI.
Secara terpisah, sikap kemarahan umat Islam ditunjukkan langsung oleh Gubernur
Aceh Nova Iriansyah, yang baru dilantik. Ia menyebutkan Pemerintah Aceh juga
telah menunda perjanjian kerjasama dengan Institut Francais d’Indonesie sebagai
bentuk kecaman terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang telah menghina
Nabi yang sangat dimuliakan oleh Allah Sang Pencipta.
Di akhir aksi tersebut, Ketua FPI Tgk. Muslem Attahiri, meminta salah satu dari
Aparatur Negara untuk membakar poster Presiden Prancis. Tidak lama kemudian, 2
orang petugas Satpol PP langsung membakar poster gambar Presiden Perancis dengan
diiringi pembacaan Shalawat Rasulullah SWA oleh anggota FPI dan orang yang hadir
di aksi tersebut.
Dari pantauan kami, Polres Lhokseumawe beserta personilnya murni melakukan
fungsinya sebagai Polisi menjaga Kamtibmas yakni memberi keamanan bagi rakyat.
Alhamdulillah, sepanjang aksi berlangsung usai shalat Jum’at tadi sampai ashar,
tidak terjadi insiden apapun dan aksi berjalan tertib dan aman di bawah
pengamanan Kapolres Lhokseumawe. (Ikhwansyah)