AKP Syarif Tidak Pernah Mimpi Bisa Jadi Asisten Ajudan Presiden Jokowi

AKP Syarif Muhammad Fitriansyah, Asisten Ajudan Presiden Jokowi 

Jakarta – Ajun Komisaris Polisi (AKP), Syarif Muhammad Fitriansyah sudah hampir lima tahun menjadi Asisten Ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2016 sampai sekarang. Ia padahal tidak pernah terpikirkan untuk bisa bertugas di Istana Kepresidenan.

“Untuk bermimpi menjadi Asisten Ajudan Presiden itu, sama sekali tidak terpikirkan. Mimpi saja tidak pernah,” kata Syarif saat siaran langsung di instagram.

Pria asal Pontianak, Kalimantan Barat ini menceritakan perjalanannya menjadi abdi negara di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hingga bisa berdinas sebagai Asisten Ajudan Presiden Jokowi.

Ia masuk Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada tahun 2012. Setelah itu, Syarif melanjutkan pendidikan di STIK-PTIK dan lulus tahun 2013. Lalu, ia diberikan penempatan pertama di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama satu tahun.

Setelah itu, Syarif dipindahkan ke Jakarta ke Polda Metro Jaya. Memang, institusi janjinya waktu itu jika ranking berprestasi bakal ditempatkan di wilayah luar terlebih dahulu baru dipindahkan. “Saya dipindahkan ke Polda Metro Jaya. Di Polda Metro Jaya, tidak ada kepikiran untuk ke Istana,” ujarnya.

Ternyata, Syarif cuma ingin menjadi komandan upacara saat peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) setiap 17 Agustus di Istana Negara. Sepertinya, kata dia, menjadi komandan upacara sangat keren bisa memberi penghormatan kepada Presiden Republik Indonesia.

“Yang terbesit dalam pikiran saya, wah keren ya jadi komandan upacara 17 Agustusan, bangga. Biasanya kalau kita muslim, sholawatin saja. Lihat Ajudan Presiden juga keren. Presiden kemana-mana pasti dibelakangnya, pidato dibelakangnya. Mungkin jadi orang dipercaya presiden,” jelas dia.

Rezeki Istri, Lulus Tes Asisten Ajudan Presiden

Saat bertugas di Polres Tangerang, Syarif mendapat perintah untuk mengikuti tes menjadi Asisten Ajudan Presiden Republik Indonesia, Jokowi. Kalau tidak salah, ada sekitar delapan sampai sepuluh orang dari Mabes Polri yang mendapat surat perintah dan dipilih cuma dua orang.

BACA JUGA  Kepolisian Siapkan Strategi Optimal untuk Ops Lilin 2024 Natal dan Tahun Baru

“Ketika diseleksi dua orang, saya juga berpikir kalau dipilih ya saya laksanakan tugas sebaik-baiknya. Kalau tidak dipilih, saya bertugas lagi di Polri. Jadi biar mengalir aja, tidak terobsesi juga,” kata pria lulusan Akpol 2012 ini.

Menurutnya, rezeki tidak pernah tertukar. Kebetulan, saat itu Syarif baru saja menikah pada Februari 2016 dan bulan Maret 2016 mengikuti tes menjadi Asisten Ajudan Presiden. Alhamdulillah, Syarif lulus mengikuti tes dan terpilih menjadi Asisten Ajudan Jokowi.

“Saya bilang itu mungkin rezeki istri mengalir ke saya. Alhamdulillah, terpilih menjadi Asisten Ajudan Presiden sekitar April 2016 dan berjalan sampai sekarang mungkin sudah 5 tahun 4 bulan,” jelas dia.

Layani Presiden

Untuk tugas dan tanggungjawab, Syarif mengatakan pastinya melihat keperluan Presiden Jokowi. Dimana, cara membuat Presiden nyaman dalam melaksanakan tugasnya mengingat pekerjaan beliau sudah pasti sangat banyak. Mungkin, berbagai persoalan yang harus diselesaikan oleh beliau.

“Kalau kita tambahi dengan suatu persoalan lagi, beliau nanti malah pusing. Jadi bagaimana cara kita supaya beliau nyaman, lancar dapat melaksanakan tugas yang diberikan ke negara dengan sebaik-baiknya. Tanggungjawabnya itu, saya maupun Ajudan Presiden membuat kegiatan beliau lancar,” kata Syarif.

Tentu, Syarif tidak sendirian untuk melayani dan membantu kegiatan Presiden Jokowi. Ia bergantian dengan tiga orang Asisten Ajudan Presiden lainnya, yakni dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Perwakilan institusi Polri, yakni AKP Syarif.

Namun, saat ini Asisten Ajudan Jokowi cuma dua orang yakni AKP Syarif dan Lettu Mat Sony dari matra darat. Lettu Mat Sony ini pengganti Kapten Teddy Indra Wijaya, yang menjadi Ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sedangkan, dua orang lainnya sedang pendidikan sehingga belum ada penggantinya lagi.

BACA JUGA  Sekda Jateng Minta Tim Saber Pungli Kawal Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih

“Memang, belum ada ditambah lagi untuk AL maupun AU sesuai kebutuhan Bapak Presiden. Jadi, saya tidak sendiri masalah waktu,” ujarnya.

Menurut dia, Asisten Ajudan Jokowi pasti bergantian tugasnya. Ada waktu dinas, waktu mengerjakan tugas di luar kedinasan dan beberapa tugas khusus yang diberikan Presiden RI. Saat dinas, pastinya mengikuti kegiatan beliau. Tapi, Syarif masih bisa selonjoran dan rebahan dikala Jokowi istirahat.

“Saat beliau tidur, ya kita bs istirahat. Tapi kita bangun, sebelum beliu bangun. Intinya disitu. Ketika beliau berangkat ke suatu tempat, kita harus menyiapkan segalanya dengan rapi. Waktunya pasti sudah diatur tersistematisasi, jadi kita tidak boleh miskomunikasi,” ucapnya. (Red/Viva)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.