Oesman Sapta Odang dengan aktivis Rumah Gerakan 98 (Foto Cecep Handoko)
JAKARTA, kabarpolisi.com -Reformasi merupakan buah dari Gerakan Mahasiswa 1998. Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD RI) menyatakan bahwa dirinya ada dalam gerakan tersebut.
Pernyataan itu disampaikan OSO kepada Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Rumah Gerakan 98 dalam acara silaturakhmi “Merawat Kebangsaan” di kediaman pribadinya, Jakarta, Jumat (12/5).
OSO pun bercerita saat Sidang Umum MPR RI hasil Pemilu 1999 digelar, dia ada bersama dengan ribuan demonstran yang dipimpin para pelaku sejarah Gerakan Mahasiswa 1998 memenuhi jalan sepanjang kawasan Taman Ria Senayan hingga gerbang Gedung DPR-MPR RI untuk menuntut perubahan.Â
“Saya dan beberapa pimpinan MPR RI saja, yang berani menemui para demonstran,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) itu.
OSO menambahkan saat itu ia menjabat sebagai Wakil Ketua MPR-RI Periode 1999-2004. Di hadapan ribuan demonstran ia mengatakan dalam posisi yang sama dengan aktivis 1998.Â
“Reformasi ini merupakan hasil Gerakan Mahasiswa Angkatan 1998, tapi seperti tuntutan kalian, saya heran kenapa jumlah kalian yang sebanyak ini tak membuat yang di dalam berubah,” kata Oso
Padahal kata dia, Gerakan Mahasiswa 1998 sudah mendobrak sistem yang memang harus direformasi.Â
“Tapi kenapa para aktivis 1998 tidak terjun ke dunia politik untuk turut mengarahkan jalannya reformasi? ini sangat disayangkan,” ungkap OSO.
Atas dasar itu, OSO pun meminta barisan aktovis 98 untuk kembali eksis dan menjaga keselamatan Negara Republik Indonesia. OSO berpesan aktivis 98 jangn pernah takut menghadapi serangan atau infiltrasi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa.
Ditempat yang sama, Ketua Umum DPN Rumah Gerakan 98 Bernard Ali Mumbang mengakui butuh waktu belasan tahun hingga para mantan Pimpinan Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998 memiliki kebutuhan sama untuk mengikatkan diri ke dalam sebuah organisasi.
Melihat perkembangan situasi politik dalam negeri ini, Bernard mengaku organisasinya terpanggil untuk menjaga negara kebangsaan Indonesia. Pihaknya pun menolak oligarki kekuasaan dan upaya pecah belah yang dapat merongrong masa depan Indonesia.
“Sehingga mendukung pemerintahan yang sah saat ini merupakan keniscayaan. Rumah Gerakan 98 berada di garis Kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kami masib lihat ada sengkuni di sekitar Presiden Jokowi yang masih setengah hati mendukung pemerintahan yang sah ini,” demikian Bernard.(Ceko)