JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) memprediksi dalam waktu dekat ini akan ada pergantian Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Hal itu disinyalir semakin memperketat persaingan jenderal polisi yang memperebutkan calon Kapolri.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut, persaingan ketat itu lantaran adanya jenderal polisi bintang dua akan mengisi jabatan Kepala BNN yang notabene posisi bintang tiga atau Komjen.
“Makin ketat tak kalah minggu ini akan ada pergantin Kepala BNN sehingga akan ada bintang dua masuk menjadi bintang tiga, artinya persaingan dalam bursa Kapolri makin ketat,” kata Neta, Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
IPW menyatakan, ada lima jenderal bintang dua berpangkat Irjen di lingkungan kepolisian akan bersaing ketat untuk bisa masuk menjadi Kepala BNN pada 1 Desember ini.
Mereka adalah Kapolda Riau Irjen Agung Setya, Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil, mantan Kapolda Bali Petrus Golose, Korsahli Kapolri Irjen Nana, dan Kapolda Jabar Irjen Dofiri.
Jagokan Rycko
Berbeda dengan Neta Pane, Pengamat Kepolisian Agus Johannes justru menjagokan Komjen Rycko Amelza Daniel sebagai calon Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Rycko yang kini Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri itu lebih tepat menjadi Kepala BNN. “Dua kali Kapolda (Sumut dan Jawa Tengah) Pak Rycko itu seseorang yang berlatar belakang reserse sangat tepat jadi Kepala BNN,” kata Agus Johanes.
Menurut Agus Johanes, Komjen Rycko Amelza Dahniel, M.Si. (lahir di Bogor, Jawa Barat, 14 Agustus 1966; umur 54 tahun) adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 Mei 2020 menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Rycko yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1988 B ini berpengalaman dalam bidang reserse.
“Disamping seorang Reserse yang andal, Pak Rycko juga seorang yang berlatar belakang Densus 88 Anti teror. Jadi menghadapi ancaman narkoba memang perlu seorang yang berlatar belakang Densus. Narkoba itu teroris nomor satu di Indonesia,” kata Agus Johanes yang pernah aktif di Kontras.
Nana Sudjana Kabaintelkam
Bagaimana dengan posisi Rycko di Badan Intelijen Keamanan Polri? Agus Johanes menyebut, pilihan paling tepat untuk mengisi jabatan itu adalah mantan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana yang kini Koordinator Staf Ahli Kapolri.
Agus mengaku mengikuti karir Nana sejak dari perwira pertama hingga perwira tinggi.
“Dari Perwira pertama hingga perwira tinggi Pak Nana itu berkarir di bidang intelijen. Beliau pernah jadi Kasat Intel Polres Jakarta Barat, Direktur Intelijen Polda Jawa Tengah. Direktur intelijen Polda Jawa Timur,” kata Agus.
Sebelum menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat dan kemudian promosi jadi Kapolda Metro Jaya, Nana Sudjana adalah Direktur Politik Badan Intelijen Keamanan Polri.
“Dan waktu Pak Jokowi Walikota Solo Pak Nana adalah Kapolres Solo. Alhamdulillah waktu itu kondisi Solo kondusif,” kata pengamat kepolisian kelahiran Yogyakarta ini.
Nana Sujana, menurut Agus Johanes, adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 16 November 2020 menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri. Nana, lulusan Akpol 1988A. ini berpengalaman dalam bidang intel.
“Saya yakin Pak Rycko akan sukses sebagai Kepala BNN dan begitu juga saya yakin Pak Nana akan memberikan kontribusi yang besar jika dipercaya menjadi Kepala Baintelkam Polri,” kata Agus Johanes yang juga Ketua Masyarakat Anti Korupsi (Marak).
Agus mengingatkan agar lembaga intelijen baik BIN, BAIS, Polri selalu mengadakan koordinasi untuk mengantisipasi berbagai bentuk ancaman terhadap negara. (Rizal)