Apa Itu Aksi Teror Lone Wolf? Ini Penjelasan Kapolri

Tito Karnavian

JAKARTA, kabarpolisi.com – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian memastikan modus penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan menggunakan modus Lone Wolf.

“Lone wolf ini mengambil istilah dari serigala. Serigala itu kalau mau menyerang mangsanya, dia lihat, rombongan dikepung. Tapi ada juga yang Lone wolf itu, serigala itu sendirian menyerang mangsanya,” kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu di kantornya, Selasa (4/7).

Menurut Kapolri, selain modus Lone Wolf, dikenal juga dengan istilah Leaderless Jihad alias jihad tanpa pemimpin. Seperti yang dilakukan Mulyadi, terduga pelaku teror di Masjid Fatehan, 30 Juni lalu.

“Biasanya serangan yang dilakukan pelaku Lone Wolf tidak terlalu besar. Mengingat, pergerakan dilakukan secara perorangan, ” kata lulusan terbaik Akademi Kepolisian 1987 ini.

“Apalagi kondisi finansial mereka juga tergolong minimalis. Sehingga, alat pendukung pun seadanya, ” tambah jenderal kelahiran Palembang Sumatera Selatan ini.

“Kurang biaya, kemudian pengetahuannya atau kapabilitas juga kurang. Maka dari itu, pelaku menggunakan pisau. Kemudian ada beberapa tempat seperti di Inggris (dengan cara) menabrakkan kendaraan,” kata mantan Kapolda Papua ini.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan Polri, dengan memutus akses pelaku ke dunia siber (cyber). Pasalnya, mereka kerap belajar secara otodidak terkait teknis pembuatan alat peledak dan informasi lainnya.

“Menghadapi situasi seperti ini maka yang harus diperkuat adalah deteksi di internet, dunia cyber,” pungkasnya.

Sebelumnya, Tito mengatakan ada dua fenomena modus terorisme di dunia. Menggunakan jaringan , atau dengan cara Jihad tanpa pemimpin.

Namun, dirinya mengaku lebih khawatir dengan modus Leaderless Jihad alias Lone Wolf karena tidak terorganisir.

“Untuk jaringan teroris sendiri, hal tersebut sudah ada sejak lama. Mereka terus menyebarluaskan paham radikalisme kepada pengikut-pengikutnya, ” kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Leaderless Jihad

Menurut jenderal Tito, lone wolf, ada tren baru yang disebut leaderless jihad.

“Sekarang ada juga namanya fenomena leaderless jihad atau jihad tanpa pemimpin. Dia tidak terkait dengan network (jaringan),” kata Tito.

Pelaku leaderless jihad itu diduga membuka website radikal, lalu terinspirasi konten di dalamnya, kemudian bergabung dalam percakapan dengan kelompok radikal tersebut. Setelah itu, pelaku bergerak sendiri, mulai dari belajar merakit, menentukan target, hingga membuat metode penyerangan.

“Ikut internet chatting kelompok telegram yang radikal, terpengaruh, belajar sendiri cara mengatur serangan, survei sendiri, dan kemudian melakukan serangan yang dia pilih sendiri,” kata Kapolri.

Editor : Ben Ibratama Tanur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.