PAYAKUMBUH – Bangunan Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) di bantaran Anak Sungai Siapi-api, jembatan perbatasan Kelurahan Payonibung, Payakumbuh Utara dengan Kelurahan Parik Muko Aia Kecamatan Latina, hampir rampung dan siap difungsikan.
Poskamling berukuran 4×5 meter, berbahan kayu dan dipondasi beton tersebut, tampak berdiri gagah di tengah hamparan persawahan. Karena posisi yang cukup strategis, selain untuk pos ronda, warga setempat dapat memanfaatkan Poskamling ini sebagai tempat beristirahat dan sholat saat jeda kerja di sawah.
Salman, tokoh masyarakat setempat menyebutkan, warga sangat bersyukur atas berdirinya Poskamling ini.
“Sebelumnya, daerah ini memang cukup rawan juga. Dengan adanya Poskamling semoga keamanan kampung makin terjaga. Kami bersyukur atas berdirinya Poskamling ini, karena selain pos ronda akan banyak fungsi lainnya membantu masyarakat,” kata Salman, Selasa (6/8/2023).
Dibalik pendirian Poskamling ini, ternyata ada kisah menarik dan haru. Pendirian Poskamling diinisiasi oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Parik Muko Aie, Aiptu Doni Sandra. Tidak hanya sebagai inisiator, Aiptu Doni Sandra juga mendanai pendirian Poskamling dengan uang pribadinya.
Informasi yang diperoleh gebraknews.co.id dari masyarakat setempat, sebagai Bhabinkamtibmas, Doni Sandra kerap disebut sebagai polisi yang hidup sederhana. Di sela-sela waktu tugasnya, Doni juga bekerja sampingan sebagai driver ojek online. Ia tidak gengsi jadi tukang ojek meski menyandang status sebagai bintara tinggi tingkat dua di kepolisian.
Hal ini pun dibenarkan oleh Kapolsek Payakumbuh Kota AKP Winedri beberapa waktu lalu.
“Mungkin Doni satu-satunya Polisi di Payakumbuh yang nyambi jadi tukang ojek,” kata AKP. Winedri belum lama ini.
Jika dalam bayangan banyak orang, polisi memiliki banyak sumber penghasilan diluar gaji mereka, Doni Sandra mematahkan asumsi tersebut. Ia tipe polisi yang lurus dan tidak banyak neko-neko. Biaya untuk mendanai Poskamling pun Doni sisihkan dari tunjangannya sebagai Bhabinkamtibmas selama lima bulan ditambah dengan uang yang diperolehnya dari hasil ngojek.
“Sumber dananya saya ambil dari uang perwabku Bhabinkamtibmas dan dari hasil ngojek, bisanya dari malam sampai subuh. Sebagian uangnya langsung saya setorkan ke toko bangunan,” kata Doni saat dikonfirmasi gebraknews.co.id.
Doni menegaskan komitmennya sesuai arahan dari Kapolres AKBP. Wahyuni Sri Lestari, S.I.K., M.H. untuk mendukung gerakan bebas pungutan liar (Pungli) tidak hanya lewat kata-kata, tetapi melalui perbuatan.
“Saya melarang warga untuk mengajukan proposal kepada pengusaha. Bahkan saya sendiri bisa saja sebenarnya meminta kepada penguasa, tetapi kami berkomitmen untuk bebas dari Pungli,” kata dia.
Sebelumnya, Doni sering mendapatkan laporan dari warga kerap terjadinya kehilangan ternak, hasil kebun, dan juga barang-barang lainnya di wilayah sekitar. Selain itu, Doni juga mendengar banyak masukan dari masyarakat saat menggelar dialog, terkait pendirian Poskamling, namun selama ini pendiriannya terkendala biaya. Hal inilah mulanya yang membuat Doni tergerak hatinya untuk mendanai Poskamling dari uang pribadi yang ia sisihkan dari tunjangannya dan dari hasil ngojek.
Berkat kerjasama dengan warga secara swadaya dan gotong royong, pendirian Poskamling itu akhirnya terealisasi, bahkan bangunannya lebih besar dan lebih bagus dari rencana awal.
Aiptu Doni juga mengupayakan fasilitas air dan listrik dengan berkoordinasi kepada pihak PLN dan PDAM.
Bagi Doni, sebagai aparat kepolisian, bekerja bukan hanya sekedar menunaikan tugas. Tetapi adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat dan negara.
Tampa masyarakat kami bukan siapa siapa jadi kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama dan dukungan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama pemuda dan tokoh adat, serta dukungan dari lurah dan camat
“Semoga bermanfaat untuk masyarakat, berfungsi menjaga Kamtibmas, dan secara lokasi juga bisa berpotensi utuk wisata,” kata Doni. (*)