Sayed Junaidi Rizaldi
JAKARTA, kabarpolisi.com – Menteri BUMN Rini Soemarno, dianggap gagal dalam menjalankan program Nawacita yang merupaka janji Jokowi-JK saat kampanye pilpres 2014. Kegagalan itu ditunjukan dengan Menteri Rini mengucurkan dana tambahan modal BUMN sebesar Rp 40 Triliun lewat penyertaan modal negara (PMN) dalam APBN 2016.
Bahkan, Menteri Rini juga disebut-sebut sebagai salah satu orang dibalik Rj Lino yang saat ini berstatus tersangka KPK lantaran diduga melakukan korupsi saat menjabat sebagai Dirut Pelindo II.
Hal itu diperkuat dengan hasil rekomendasi pansus Pelindo II yang saat itu dipimpin Rieke Diah Pitaloka, mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot Menteri BUMN Rini Soemarno, lantaran terbukti melakukan pelanggaran hingga menimbulkan kerugian negara.
Direktur Eksekutif 98 institut, Sayed Junaidi Rizaldi menuturkan, selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berjalan, program Nawacita dibidang ekonimo tidak berjalan.
“Rini Soemarno sebaiknya segera dicopot dari jabatan Menteri BUMN yang mengurusi usaha milik negara. Rini gagal memberikan yang terbaik untuk kemandirian BUMN, khususnya menggerakan perekonomian negara, sesuai program Nawacita Jokowi-JK,” ujar Sayed, di Jakarta (18/6).
Lebih lanjut Sayed mengatakan, usulan
Rini Soemarno terkait dana tambahan modal BUMN sebesar Rp 40 Triliun lewat penyertaan modal negara (PMN) dalam APBN 2016, perlu diwaspadai.
” Saya takut Ini akan menjadi bancakan berjamaah. Sebab kuat indikasi selama ini Rini cenderung memikirkan para koleganya daripada menjalankan Sebenarnya 9 Program Nawacita Jokowi. oleh kareneanya saya berharap Pak Jokowi segera meninjau ulang penempatan Rini sebagai Menteri BUMN,” kata Sayed yang akrab disapa Pakcik ini.
Sayed berpendapat jika Presiden Jokowi terus membiarkan kelakuan Rini Soemarno yang jelas-jelas telah menyimpang dari Program Nawacita bukan tidak mungkin Menteri BUMN itu menjadi semakin besar kepala.
” Banyak sekali kejanggalan Rini selama menjabat Menteri BUMN, tapi saya tidak mengerti kenapa Rini dipertahankan atau memang ada orang kuat di Lingkungan Istana yang melindunginya? ,” pungkas Sayed. (ceko)