Ilustrasi
RASULULLAH shalallahu alaihi wasallam bersabda, Tidaklah mengubah suatu takdir melainkan dengan doa (HR. Hakim). Dari hadits ini didapat pengertian bahwa doa dapat mengubah takdir.
Hanya saja perlu diingat bahwa perubahan takdir oleh sebab doa yang kita panjatkan, adalah pula telah diketahui Allah dan telah ditetapkan Allah bahwa hal tersebut menjadi bagian dari takdir kita.
Jadi bukanlah apabila kita berdoa, maka di luar kehendak Allah, kita bisa mengubah takdir kita. Tidaklah pula ketika kita meminta sesuatu kepada Allah, artinya kita meminta sesuatu yang belum Allah tetapkan.
Justru doa dan permintaan kita yang kita panjatkan, telah ditetapkan oleh Allah. Dan hasil dari doa tersebut telah pula ditetapkan Allah.
Saat kita sedang sakit, pastilah kita berikhtiar untuk menuju kesembuhan. Disamping berikhtiar, kita juga memanjatkan doa kepada Allah agar Allah memberi kesembuhan.
Maka dengan doa tersebut pula, Allah berkenan menyembuhkan sakit kita. Atau ketika kita menghadapi ujian kuliah atau pekerjaan, dan kita menjumpai orangtua kita mendoakan kesuksesan kita, kemudian kita pun bisa melalui ujian tersebut.
Pengertian berikutnya tentang hadits di awal tulisan, bahwa takdir yang diubah adalah ketetapan Allah yang ada pada catatan malaikat.
Pengertian ini sebagaimana Allah firmankan dalam surat Ar Radu ayat 39, Allah menghapus apa yang Dia kehendaki, dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki).
Maka jelaslah bahwa doa dapat mengubah takdir. Bila kita ditakdirkan hari ini sedang sakit, maka berdoalah kepada Allah memohon kesembuhan kepadaNya. InsyaAllah Allah akan mentakdirkan sehat untuk kita. Pengertian seperti ini semisal silaturahim dapat melapangkan rezeki dan memanjangkan usia. Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi. (Muttafaq Alaihi).
Allahu Alam
Sumber ; inilahcom