Drama 36 Jam : Napi Teroris Menyerah, Polisi Kuasai Mako Brimob

Syafruddin

JAKARTA, kabarpolisi.com – Alhamdulillah. Akhirnya sel tahanan yang dikuasai napi teroris berhasil dikuasai polisi. Kerusuhan yang berujung penyanderaan polisi oleh tahanan kasus terorisme di Mako Brimob telah berakhir, Kamis (10/5).

Wakapolri Komjen Polisi Syarifudin mengatakan operasi penyanderaan dan pembunuhan yang dilakukan tahanan rutan Mako Brimob berjalan selama 36 Jam sejak Selasa (8/5) malam.

“Alhamdulillah kita dapat menanggulangi ini. Operasi ini sudah berakhir pukul 07.15 WIB,” kata Syarifudin di Mako Brimob.

Suara dentuman keras sempat terdengar empat kali di sekitar Rutan Mako Brimob, Kamis pagi. Situasi di rutan tampak mencekam pasca-insiden kerusuhan di Mako Brimob.

Seluruh wartawan yang masih bertugas di sekitar lokasi diminta berjongkok dan merapat ke tepi pagar bangunan.

Anggota Brimob yang berjaga di sekitar rutan juga merapat ke pagar Gereja Gideon yang lokasinya berada di sebelah Mako Brimob.

Syafruddin menyatakan ledakan yang terjadi di Mako Brimob merupakan bentuk sterilisasi pascakerusuhan dan penyanderaan.

“Itu untuk sterlisasi. Kita sedang proses penanggulangan,” kata Syafruddin di Mako Brimob, Kamis (10/5).

Syafruddin mengatakan para napi teroris telah menyerahkan diri. Polisi yang disandera pun telah dibebaskan.

Berdasarkan informasi dari dalam Markas Badan Pemeliharaan Mabes Polri di sekitar lokasi, terdapat satu kali rentetan tembakan pada pagi hari ini.

Lebih dari 36 jam polisi mengedepankan pendekatan agar tidak ada jatuh korban. Polri kemudian menempuh upaya penanggulangan.

“Tidak ada lagi istilah negosiasi,” kata Syafruddin.

Dalam insiden rusuh Mako Brimob, setidaknya enam orang meninggal dunia. Lima di antaranya merupakan anggota kepolisian, satu orang lainnya adalah narapidana

90 Persen Tahanan Serahkan Diri

Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan sekitar 90 persen tahanan kasus terorisme di rumah tahanan Markas Korps Brigade Mobil (Mako Brimob) telah menyerahkan diri.

BACA JUGA  Sekda Jateng Minta Tim Saber Pungli Kawal Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih

Jajarannya masih memproses penanggulangan pasca-insiden kerusuhan dan penyanderaan yang terjadi sejak Selasa (8/5) malam.

“Di atas 90 persen, seluruh tahanan teroris sudah menyerahkan diri,” kata Syafruddin saat memberikan keterangan pers di Markas Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Baharkam) Polri, Kamis (10/5).

Syafruddin pun menegaskan tidak ada negosiasi lagi oleh polisi terhadap narapidana kasus terorisme di rumah tahanan Mako Brimob dan saat ini hanya ada proses penanggulangan

“Tidak ada negosiasi, karena sudah serahkan diri. Jadi semua proses penanggulangan, bukan negosiasi,” ujarnya.

Dia juga berjanji akan kembali memberikan keterangan pers secara utuh setelah seluruh rangkaian proses penyelesaian akhir selesai.

“Saya sampaikan kembali satu jam kemudian, karena ini perlu operasi penanggulangan untuk kemudian disampaikan sudah klir,” kata jenderal bintang tiga itu.

Pada Kamis pukul 07.20 WIB, berdasarkan suara dentuman keras terdengar empat kali di sekitar Rutan Mako Brimob. Berdasarkan informasi dari dalam Markas Badan Pemeliharaan Mabes Polri di sekitar lokasi, juga terjadi satu kali rentetan tembakan pada pagi hari ini.

“Tidak ada korban jiwa dalam ledakan pagi ini dan ledakan merupakan sterilisasi dalam proses penanggulangan,” kata Syafruddin.

Dalam insiden rusuh Mako Brimob, setidaknya enam orang meninggal dunia dengan Lima di antaranya merupakan anggota kepolisian, satu orang lainnya adalah narapidana.

Wakapolri Pimpin Operasi

Menjawab pertanyaan wartawan, Wakapolri Komjen Syafruddin menjelaskan mengapa baru tampil untuk memberikan keterangan mengenai operasi pembebasan sandera di Mako Brimob karena dia fokus memimpin operasi.

“Banyak teman-teman yang mempertanyakan, kenapa saya tidak tampil begitu cepat. Saya telah memerintahkan Kadiv Humas dan Brigjen Iqbal untuk menjadi juru bicara dan semua atas perintah saya, untuk melakukan konferensi pers menjelaskan ke masyarakat,” kata jenderal bintang tiga kelahiran Ujungpandang ini.

BACA JUGA  Kepolisian Siapkan Strategi Optimal untuk Ops Lilin 2024 Natal dan Tahun Baru

Hal itu disampaikan Syafruddin saat pertama kali berbicara mengenai operasi ini di kompleks Mako Brimob, Kamis (10/5/2018). Dalam konferensi pers itu, Syafruddin menyatakan operasi pembebasan sandera selesai pukul 07.15 WIB.

“Kenapa demikian? karena saya memimpin sendiri operasi supaya tidak terganggu menjelasan dan saya harus berkonsentrasi untuk mengarahkan perbuatan, semua satuan, semua individu individu,” kata mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu.

“Meminimize korban korban jiwa, terutama korban nyawa. Itulah makanya kenapa saya baru kali ini sebagai pimpinan polri baru kali ini tampil secara umum untuk menjelaskan ini,” ujarnya.

Syafruddin merupakan pimpinan tertinggi Polri yang berada di Indonesia. Kapolri Jenderal Tito Karnavian sedang melakukan kunjungan di Yordania (BT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.