JAKARTA, kabarpolisi.com – Pemerintah Spanyol telah memecat kepala polisi regional Catalonia, Jose Lluis Trapero, sementara pemerintah di Madrid mengambil alih kendali atas wilayah otonom tersebut untuk menghentikan upaya kemerdekaan.
Madrid juga telah membubarkan pemerintahan Catalan. Mengambil alih kekuasaan dan memutuskan untuk menggelar pemilihan umum sela setelah parlemen daerah tersebut mendeklarasikan kemerdekaan.
Selama ini ada keraguan soal bagaimana Mossos d’Esquadra, begitu polisi Catalan disebut, akan merespons jika diperintahkan untuk menindak Presiden Carles Puigdemont dan pemerintahannya.
Dalam rangka meredakan ketegangan, polisi regional menghimbau anggotanya untuk bertindak netral dan tidak berpihak, menurut memo internal yang dikutip Reuters pada Sabtu (28/10).
Trapero menjadi pahlawan bagi pihak pro-kemerdekaan setelah pasukannya mengambil sikap lebih lembut dibandingkan kepolisian nasional yang menggunakan kekerasan saat melarang referendum kemerdekaan pada 1 Oktober lalu.
Pasukan polisi terpecah oleh rasa tidak percaya antara mereka yang mendukung dan menentang kemerdekaan dan terkucil dari kepolisian nasional, kata Mossos dan polisi nasional kepada Reuters.
“Mengingat kemungkinan bakal ada peningkatan perkumpulan warga di semua wilayah dan ada orang-orang yang mempunyai pemikiran berbeda, kita harus mengingat bahwa tanggung jawab kita untuk menjamin keamanan semua pihak dan membantu menghindari insiden,” bunyi memo tersebut.
Mahkamah Agung Spanyol pekan lalu melarang Trapero meninggalkan Spanyol dan menyita paspornya dalam investigasi terkait penghasutan masyarakat, meski tidak melakukan penahanan.
Jaksa menyatakan ia tidak memerintahkan pertintah untuk menyelamatkan polisi nasional yang terjebak di dalam sebuah bangunan dalam protes pro-kemerdekaan bulan lalu.
Indonesia Tak Akui Catalan
Seperti dilansir CNN Indonesia, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak mengakui “pernyataan sepihak” kemerdekaan Catalonia dari Spanyol.
“Catalonia adalah bagian integral Spanyol. Indonesia tidak akan mengakui kemerdekaan Catalonia,” kata Menlu Retno Marsudi lewat akun Twitter Kementerian, Jumat (28/10).
Parlemen regional Catalonia menyatakan merdeka setelah menggelar pemungutan suara pada Jumat, hanya beberapa saat sebelum pemerintah pusat Spanyol mencabut otonomi daerah tersebut.
Selain Indonesia, negara-negara Eropa telah lama menyatakan akan mendukung Spanyol terkait permasalahan ini. Amerika Serikat pun telah menyatakan dukungannya kepada Madrid.
Uni Eropa memang sedang khawatir akan perkembangan sentimen nasionalisme dan semangat memisahkan diri setelah Inggris memutuskan akan keluar dari blok benua biru.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk berkeras Madrid “masih menjadi satu-satunya teman bicara kami” di Spanyol.
Namun, ia juga mengimbau Madrid menahan diri. “Saya harap pemerintah Spanyol lebih memilih kekuatan argumen ketimbangan argumen kekuatan.”
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy memutuskan untuk menerapkan kekuasaan pemerintahan pusat di wilayah tersebut dan membubarkan parlemen regional untuk menenangkan keadaan.
Namun, sejumlah pengamat justru menyatakan langkah itu bisa memicu kekisruhan dan bentrokan serius, menyusul kekerasan yang sudah terjadi pada 1 Oktober lalu, saat polisi mencoba mengadang warga yang hendak menyampaikan suara dalam referendum kemerdekaan.
Referendum itu hanya dihadiri oleh 47 persen dari total pemilih terdaftar. Namun, otoritas setempat berkeras menyatakan kemerdekaan karena mendapatkan 90 persen dukungan.
Mohammad Devara Pratama