DUNIA  

Jadi Delegasi di Forum Asean Meeting, Komjen Syafruddin Makin Berkibar di Kancah Internasional

Syafruddin

JAKARTA, kabarpolisi.com – Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin  menjadi delegasi pada forum Asean Ministerial Meeting on the rise of radicalization and violent extrimism, di Manila, Filipina.  Pertemuan ini merupakan rangkaian peringatan hari ulang tahun negara-negara anggota ASEAN yang ke-50.

Komjen Pol. Syafrudin ditunjuk menjadi ketua Delegasi indonesia, karena pengalaman dan kemampuannya mengenai pemberantasan gerakan kelompok radikal di Indonesia. Karir putra makassar ini tampaknya makin berkibar di kancah internasional.

Pada forum tersebut, Wakapolri akan membahas mengenai kemunculan radikalisme, kekerasan dan ekstrimisme di berbagai negara. Menurut Syafruddin kemunculan aliran radikalisme selalu menerpa Negara yang lemah dan rusak seperti yang menimpa beberapa Negara di Timur tengah.

“ Kita telah menyaksikan ISIS tumbuh subur pada Negara Negara yang gagal, yang pemerintahnya hancur dan sistemnya rusak, maka ajaran radikal mudah untuk masuk“ jelas Syafruddin. Untuk itu Syafruddin mengusulkan untuk mencegah paham radikalisme tumbuh adalah dengan memperkuat perekonomian Negara.

“ orang bertindak radikal karena sudah putus asa, karena kehidupannya yang susah, kebanyakan mereka yang menjadi teroris dan pelaku bom bunuh diri adalah dari masyarakat ekonomi lemah, untuk itu ekonomi harus kuat supaya aliran radikal tidak laku” jelas Syafruddin.

Sebelumnya, Komjen Syafrudin menjadi delegasi  Indonesia mendampingi Wapres Jusuf Kalla pada KTT OKI di Astana, Kazakhstan.

Ia merupakan satu satunya anggota kepolisian yang menjadi delegasi pada pertemuan Negara Negara islam tersebut.

Kehadiran Syafruddin tidak lain daripada upayanya selama ini sebagai salah satu tim Pendiri Universitas Islam Internasional Indonesia, yang merupakan perguruan islam internasional di Indonesia yang akan menjadi kiblat model islam moderat.  

“Indonesia adalah negara Islam yang moderat, Islam Wasatiyyah, jalan tengah. Kita harus menjadi pusat pemikiran dan pengembangan Islam khusus untuk islam moderat. Kehadiran saya di OKI adalah bagian daripada upaya pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia ” ungkap Syafruddin.

Lulusan alumni Akpol 1985 ini memang selama ini menaruh perhatian besar pada perkembangan dunia islam di Indonesia, sebagai salah satu upaya untuk membendung aliran radikalisme yang terus berupaya merongrong kehidupan toleransi beragama di Indonesia. (Dewinta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.