Ketum PPP: Dalang Penyerangan Tokoh Agama, Kelompok yang Pernah Berkuasa

JAKARTA, kabarpolisi.com – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzuy mengatakan ada sebuah kelompok yang mengatur penyerangan terhadap pemuka agama yang banyak terjadi belakangan ini.

Rommy menyatakan hal tersebut berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh tim dari PPP yang diturunkan untuk mencari fakta di tempat kejadian pasca penyerangan tersebut. Rommy bahkan membeberkan dugaan adanya orang yang pernah punya kekuasaan di tanah air yang menjadi dalang dari itu semua.

Rommy mengatakan kelompok berkuasa itu bisa luas artinya, bukan berarti pemerintah, tapi orang-orang yang memiliki kekuatan, orang-orang yang memiliki kekuatan melakukan tindakan sistematis dan terencana

“Artinya, siapa mereka? Mereka adalah yang pernah menjadi orang kuat di republik ini, siapanya tentu polisi, aparat intelijen harus menggali lebih jauh fakta dan apa di balik fakta,” imbuh alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, seperti dilansir dari detik.com.Rabu (22/2/2018).

“Antara lain adalah bahwa setelah dilihat sistematika yang terjadi, ada 20 penyerang, 15 diidentifikasi sebagai gila, itu pertama tidak mungkin sebuah kejadian dengan modus yang relatif sama, tidak mungkin itu terjadi berulang-ulang dalam waktu yang relatif simultan kalau bukan sebuah desain. Artinya, ini bukan kebetulan,” kata Rommy

“Karena ini kejadiannya sama dengan ketika menjelang Soeharto jatuh, tahun ’96, ’97 banyak ustaz-ustaz kampung, kiai-kiai langgar, yang waktu itu dituduh sebagai dukun santet, dan kemudian dihabisi,” ujar mantan Ketua Komisi IV DPR ini.

Penyerangan terhadap ustaz-ustaz kampung di masa lalu, pertama, kata Rommy, bertujuan memberikan pesan kepada masyarakat sipil agar tidak mencoba-coba menurunkan Soeharto. Tujuan kedua adalah membangun persepsi publik bahwa negara dalam kondisi tidak aman, sehingga harus dipimpin oleh Soeharto, yang memiliki latar belakang militer.

“Nah, yang sekarang, apakah analisis itu tepat kalau diterapkan kepada pemerintahan yang berkuasa? Tidak tepat. Kenapa? Karena memang pemerintahan hari ini pemerintahan sipil, sehingga tidak ada untungnya pemerintahan hari ini atau komponen pemerintahan hari ini melakukan tindakan-tindakan yang memancing… menepuk air didulang terpercik muka sendiri. Sehingga tidak mungkin bagian dari pemerintahan sekarang ini,” ulas Rommy.

Dugaan PPP, tujuan para ‘sutradara’ penyerang ulama adalah untuk mendestabilisasi keamanan nasional dan membangun persepsi publik bahwa pemerintah saat ini tidak kompeten mengurus keamanan, sehingga dibutuhkan pemimpin yang berlatar belakang tegas dan memiliki kemampuan menjaga situasi tetap kondusif.

Untuk para pengacau ini, Rommy mengatakan PPP menyerukan agar cara-cara tersebut tidak diteruskan. Rommy mengingatkan agar jangan mencoba-coba bermain api dengan memecah belah umat dan membuat disharmoni bangsa. 

“Karena hari ini seruan-seruan di media sosial itu sudah cukup membelah kita, jadi jangan kemudian apa yang nampak terbelah di media sosial itu juga dimanifestasikan dalam keterbelahan melalui operasi-operasi lapangan, karena itu hanya akan semakin memperparah kontestasi politik, pilkada, dan pilpres yang akan datang dengan tontonan politik yang sangat tidak sehat dan tidak beradab, sehingga semakin membuat masyarakat kebanyakan apatis dengan politik,” pungkas Rommy (BIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.