Foto tvOne
PASURUAN, kabarpolisi.com – Polisi menemukan buku-buku tentang jihad dalam rumah kontrakan sumber ledakan diduga bom di Desa Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 5 Juli 2018.
Rumah lokasi ledakan dikontrak pasangan suami istri berinisial ABD (43 tahun), kelahiran Aceh beralamat di Pandeglang, Banten, dan istrinya, DR (40), kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, bersama anaknya yang masih kecil.
“Tinggal sudah satu tahun setengah,” kata Kepala Polda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, di Pasuruan.
ABD melarikan diri ketika warga dan polisi mendekat setelah tiga kali ledakan terjadi.
Machfud mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah peristiwa itu berhubungan dengan kelompok teroris tertentu.
“Yang jelas di dalam ditemukan buku-buku tentang jihad,” ujarnya.
Selain buku bertema jihad, terang Machfud, polisi juga menemukan serakan paku dan gotri di dalam rumah, diduga material bom yang tersimpan di rumah tersebut. “Ledakannya sebenarnya tidak terlalu kuat, hanya kaca-kaca pecah dan asbes rumah rusak,” katanya.
Ledakan itu mengakibatkan bocah usia kira-kira enam tahun luka parah di bagian kaki dan wajah. Bocah yang diduga anak ABD dan RD itu terluka akibat serakan material bom tersebut.
“Anaknya dibawa ke rumah sakit, ibunya sedang dalam pemeriksaan,” kata Machfud.
Ledakan diduga bom terjadi di Perumahan Arbain Desa Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis, 5 Juli 2018.
Ledakan yang dilaporkan melukai seorang bocah itu diduga berasal dari bom. Polisi masih melakukan penyelidikan mendalam.
Informasi diperoleh dari kepolisian menyebutkan, ledakan itu terjadi dari dalam sebuah rumah kontrakan di Desa Gempeng. Ledakan pertama terdengar sekira pukul 11.30 WIB. Warga lalu coba mengecek ke dalam rumah dan tercium bahan peledak seperti mesiu.
Warga buru-buru keluar lalu terdengar suara ledakan kedua dari dalam rumah. Warga menjauh. Sesaat kemudian, seorang tak dikenal keluar dari dalam rumah itu membawa ransel. Polisi mengejar ke arah barat dan terdengar kembali suara ledakan di jalan kampung.
Orang tak dikenal itu lalu masuk kembali ke dalam rumahnya dan keluar lagi dengan mengendarai sepeda motor Honda Astrea ke arah timur. Akibat ledakan itu, seorang anak laki-laki dikabarkan menderita luka dan dirawat di rumah sakit.
“Benar, ledakan diduga bom. Masih diselidiki,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, kepada VIVA.
Serang Kapolsek
ABD, pria yang melarikan diri dari rumah kontrakan lokasi ledakan diduga bom di Desa Gempeng, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis 5 Juli 2018, dikabarkan sempat menyerang polisi yang mengejar.
Dia kabur dan masih diburu, sesaat setelah tiga kali ledakan terjadi rumah kontrakannya.
“Yang pria lari, sempat menyerang Kapolsek. Identitasnya diketahui, doakan saja cepat tertangkap,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 5 Juni 2018.
Rumah tersebut pun diketahui ditinggali satu keluarga. Berdasarkan identitas yang diketahui, ABD adalah kelahiran Aceh beralamat Pandeglang, Banten. Adapun istrinya, DR, kelahiran Sidoarjo.
Pasangan suami istri tinggal bersama anaknya yang masih kecil sekira usia enam tahun. Saat ledakan pertama terjadi sekira pukul 11.30 WIB, warga tertangga ABD datang.
“Dipikir ada elpiji meledak. Yang bersangkutan ditolong dalam kondisi berdarah. Kemudian, ada suara anak kecil perempuan menangis. Makin banyak masyarakat datang, yang bersangkutan malah masuk lagi dan bunyi lagi ledakan,” ungkapnya.
Saat Polisi dan warga hendak mengamankan, lanjut Machfud, ABD melakukan perlawanan. Dia, lalu kabur dengan menggunakan sepeda motor Honda Astrea.
“Yang berdarah-darah dua orang, satu anak kecil sudah dibawa ke rumah sakit, ibunya sedang dilakukan pemeriksaan,” ungkapnya.
Hasan Azhari