Sejumlah massa dari berbagai organisasi keluarga besar Nahdlatul Ulama melakukan aksi unjuk rasa di Gedung Sate, Bandung, 13 April 2017. HTI diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1983 oleh seorang pria keturunan Yordania-Lebanon, Abdur-Rahman al-Baghdadi. Foto TEMPO.CO)
MAKASSAR, KABARPOLISI.COM – Aksi tablig akbar oleh massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang rencananya digelar di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, memantik keributan.
Organisasi kemasyarakatan Hizbut Tahrir Indonesia tetap ngotot melakukan tablig akbar di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, pada Ahad, 16 April 2017. Akibatnya nyaris terjadi bentrok dengan puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), pukul 10.54 Wita.
Saat ribuan anggota HTI mencoba melakukan orasi terlihat ratusan anggota Banser Ansor yang lengkap dengan pakaian militernya mencoba menghadang. Begitu pula dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang juga turut menghalau kelompok HTI.
Namun kelompok HTI yang dipimpin Panglima Laskar Front Pembela Islam Sulawesi Selatan, Abdurrahman, melakukan perlawanan dengan mengacungkan bambu yang terikat bendera sehingga terjadi bentrok.
Terjadilah saling dorong, dan kondisi makin memanas ketika massa HTI tetap mempertahankan umbul-umbul Islam dan berteriak khilafah.
Bentrok lebih jauh berhasil diredam setelah kedua komandan dari kedua ormas menarik massanya masing-masing.
Kemudian massa FPI yang ikut dalam rombongan HTI bergeser ke Jalan Sungai Limboto dengan dikawal ketat aparat kepolisian.
Sedangkan di lokasi bentrok dijaga ketat aparat TNI dan polisi karena ada puluhan Banser GP Ansor masih terlihat di Jalan Jenderal Sudirman.
“Alhamdulillah kegiatan tadi tidak dilakukan di Lapangan Karebosi dan Menara Bosowa. Kita hanya ingin menegakkan bela negara saja,” ucap Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan Muhammad Tonang, Minggu, 16 April.
Menurut dia, insiden itu terjadi karena salah komunikasi saja. Awalnya Banser yang diturunkan sekitar 200 orang itu hanya ingin menghadang dan mengambil bendera HTI. “Tapi mereka tak mau lepas sehingga terjadi gesekan,” tutur dia. “Ada juga penyusup yang masuk akibatnya terjadi benturan. Massa juga ada bawa bambu.”
Ia mengatakan Banser datang untuk berkunjung baik-baik, apalagi sesama ormas Islam. “Kita itu satu komando dalam apa pun. Bagaimana menegakkan NKRI.”
Tonang menambahkan, sejak awal memang kegiatan HTI itu bertentangan dengan ideologi Pancasila. Sehingga ia menegaskan tak membenarkan HTI menggelar tablig akbar. Apalagi Tonang melanjutkan, Pemerintah Kota Makassar dan kepolisian juga tak memberikan izin mulai tempat sampai kegiatan.
“Andaikan person tak masalah, tapi ini kan organisasi,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, juru bicara Hizbut Tahrir Sulawesi Selatan, Dirwan Abdul Jalil, enggan berkomentar. Namun sebelumnya ia mengakui tetap akan menggelar aksi karena merupakan hak berpendapat setiap warga negara (TEMPO.CO)