Mensos Tinjau Korban Puting Beliung, Kapolresta Sidoarjo Tinjau Banjir

Kapolresta Sidoarjo Kombes Polisi Himawan Bayu Aji (kanan) sedang meninjau banjir dan memberi arahan kepada stafnya untuk mengatur lalu lintas. (Ist)

SIDOARJO, kabarpolisi.com – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meninjau korban bencana alam puting beliung yang ada di Desa Tambak Rejo, Tambak Sawah, dan Tambak Sumur, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

“Pada dasarnya sudah dilakukan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk memberikan informasi terkait dengan titik tertentu seperti angin Cempaka yang harus diantisipasi wilayah Jawa bagian tengah, mitigasi bencana sudah dilakukan supaya informasi terdistribusikan dan terhindar dari kemungkinan yang tidak diinginkan,” katanya di sela mengunjungi korban bencana putung beliung di Tambak Rejo, Sidoarjo, Selasa (28/11).

Ia mengemukakan, saat ada beberapa perubahan seperti daerah yang dulunya tidak terdeteksi banjir, sekarang malah terjadi banjir.

“Kalau di sini (Tambak Rejo) puting beliung, tetapi yang paling banyak adalah banjir bandang dan longsor, kalau longsor bisa terdeteksi dengan adanya retakan tanah,” tuturnya.

Sedangkan banjir, lanjut dia, bisa terdeteksi dengan adanya curah hujan tinggi dan daya tahan aliran air yang tidak mampu dibendung sehingga menerjang rumah pinggir sungai.

“Ada kaitan dengan daya dukung alam, titik mulai turun penyempitan dan pendangkalan banyak titik karena intensitas hujan tinggi sungai tidak menampung,” ujarnya.

Ia mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan terdapat 323 kabupaten kota rawan terhadap bencana alam dan sudah masuk dalam kategori risiko tinggi.

“Kemensos bulan lalu sudah melakukan satu koordinasi melalui apel Tagana (taruna siaga bencana) di Tomohon untuk petakan potensi dimiliki Kemensos,” katanya.

Saat ini, kata Khofifah, terdapat 33 ribu anggota Tagana dan 5.300 Tagana psikososial, serta sahabat Tagana sebanyak 56 ribu yang terdiri atas orari jurnalis, artis pramuka, serta ormas pemuda.

“Saat ini, cadangan kebutuhan pokok beras yang bisa digunakan adalah sebanyak 278 ribu ton, empat hari lalu masih sebanyak 269 ribu ton,” ujarnya. (

Kapolresta Tinjau Banjir

Sementara itu, selama sepekan banjir yang menggenangi Pintu Exit Tol Porong sampai pertigaan Jl. Flamboyan Ds. Siring Kec. Porong Sidoarjo mencapai 60 – 80 CM.

Banjir yang melanda mengakibatkan banyaknya kendaraan yang mengalami mogok membuat arus kemacetan lalu lintas semakin panjang.

Guna antisipasi anggota Polresta Sidoarjo melakukan rekayasa lalu lintas yakni pengalihan arus lalu lintas kendaraan dari arah selatan menuju ke utara lewat Jl. Raya Porong di alihkan melalui Jalan Raya Arteri Porong.

Namun keadaan ini tetap membuat kemacetan yang cukup panjang. Keadaan ini membuat aktifitas masyarakat terganggu. Sehingga banyak masyarakat dapat berita bahwa banjir di akibatkan jebolnya Tanggul di Tanggulangin. Viralnya berita tersebut membuat resah beberapa warga.

Berita tersebut dibantah Kapolresta Kombes Polisi Himawan Bayu Aji, adalah tidak benar. Yangg terjadi banjir setinggi 60 cm diakibatkan tingginya curah hujan yang tinggi di wilayah Sidoarjo selama satu pekan ini.

“Masalah banjir karena jebolnya Tanggul itu Hoax (berita palsu). Banjir di akibatkan tingginya curah hujan di Kabupaten Sidoarjo, diarapkan bantuan warga gotong royong . Polri sdh bekerja sama dengan instansi terkait menyelesaikan masalah banjir, sehingga aktifitas dan perekonomian warga bisa berjalan lancar kembali,” ujar Himawan Bayu Aji saat melaksanakan peninjauan di pintu exit Tol Porong, Senin kemarin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.