Hajjah Asmin Laura Hafid
NUNUKAN, kabarpolisi.com ~ Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, provinsi Kalimantan Utara yang berada di garis perbatasan Indonesia Tawao Malaysia sangat rawan maraknya peredaran narkoba di wilayah tersebut.
Bahkan, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid menyebutkan, Pulau Sebatik berada di urutan ke lima di Indonesia peredaran narkoba. Hal itu pula yang membuat orang nomor satu di daerah ini prihatin dengan kondisi tersebut mengingat sangat membahayakan terhadap kelangsungan hidup generasi muda sebagai aset masa depan bangsa.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi daerah kita masalah peredaran narkoba, apalagi kita masuk lima besar soal peredaran narkoba di indonesia”, ujar wanita pertama di Kaltara ini yang menjadi Kepala Daerah, di sela-sela menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW, di Sebatik, Minggu (3/12/2017).
Dikatakan, selain persoalan dalam memerangi narkoba yang menjadi perhatian serius pemerintah, juga terkait ajaran yang pernah terjadi di Nunukan, seperti ajaran apatar yang menyesatkan.
Menurutnya, ajaran-ajaran seperti itu juga harus diwaspadai oleh semua masyarakat di Pulau Sebatik, apalagi kelompok ISIS sudah masuk ke negara tetangga yaitu Filiphina yang sangat dekat dengan perbatasan indonesia, Pulau Sebatik Kab. Nunukan.
“Jadi saya selaku Bupati perlu saya ingatkan dan tekankan kembali agar kita selalu mewaspadai hal-hal yang tidak sejalan dengan ideologi bangsa kita yaitu Pancasila. Karenanya, ini menjadi satu pelajaran jangan sampai kita kecolongan lagi dengan masuknya ajaran-ajaran yang menyesatkan masyarakat seperti apatar”, ujar politisi Hanura ini.
Disi lain mantan legislator DPRD Kaltara ini juga menyampaikan beberapa hal terkait kondisi keuangan Kabupaten Nunukan yang masih mengalami defisit. Ia menambahkan, hal ini perlu diketahui oleh masyarakat Sebatik agar bisa ikut memahami tentang pembangunan Kabupaten Nunikan yang sangat selektif dalam penggunaan anggaran pembangunan yang mengacu pada skala prioritas pembangunan.
“Pernah ada masyarakat datang ketemu saya meminta pembayaran pekerjaan PL (Penunjukan Langsung). Jadi saya sampaikan bahwa keuangan kita sangat defisit sekali sehingga terjadi keterlambatan pembayaran. Namun masyarakat tidak mau mengerti tentang hal itu. Bahkan tahun 2018 Nunukan masih defisit dan masih harus membayar hutang-hutang masih belum terbayarkan”, ujarnya.
Agus Tomadio