Demetrio RodrÃguez
JAKARTA, kabarpolisi.com – Pernyataan Presiden Joko Widodo tentang racun kalajengking yang berharga Rp 145 miliar per liter dan merupakan cairan termahal di dunia saat ini.
Mahalnya racun atau venom kalajengking ini bukan karena sulitnya mengambil racun dari tubuh bintanang ini, tetapi karena manfaatnya yang luar biasa dalam bidang kedokteran.
Kalejengking menggunakan racun atau peptida sebagai senjata untuk melumpuhkan lawannya.
Dilansir dari askabiologist.asu.edu, venom kalajengking memiliki rantai protein yang sangat kecil bernama chlorotoxin.
Chlorotin ini melumpuhkan lawan kalajengking dengan cara menghentikan dan mematikan sel.
Hal inilah yang kemudian membuat para ahli menyelidiki fungsi peptida untuk membunuh sel kanker.
Bahkan, luar biasanya lagi, untuk kasus tumor otak yang rumit, racun ini tidak hanya menghentikan sel tumor, tetapi juga menjadi senter atau petunjuk, bagian mana tumor itu bersatrang sehingga tim medis lebih mudah mengangkatnya.
Kalajengking sebenarnya dapat ditemukan di semua benua. Ada sekitar 2.000 spesies kalajengking di seluruh dunia.
Namun, hanya sekitar 30 spesies saja yang berbahaya dan cukup kuat untuk membunuh manusia dewasa.
Spesies yang terkenal ganas adalah Chinese Golden Scorpion, Deathstalker Scorpion, Israeli Scorpion dan Blue Scorpion yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam dunia medis..
Menurut ilmuwan, kalajengking biru (rhopalurus junceus) adalah yang terganas dan juga terbaik di dunia untuk bidang pengobatan.
Spesies ini berkembang di Benua Amerika dan sering disebut sebagai kalajengking Kuba, karena memang banyak terdapat di negara itu.
Jika dikembangbiakkan, dapat menyelamatkan 8 juta penderita kanker di seluruh dunia.
Tetapi, tahukah Anda bahwa penemunya pertama kali adalah remaja berusia 17 tahun?
Ya, namanya Demetrio RodrÃguez Fajardo dari Meksiko.
Dilansir TRIBUNBATAM.id dari Scorpionworlds.com, Demetrio menemukan obat ini empat tahun lalu dan langsung mengejutkan dunia kedokteran di seluruh dunia.
Saat ini, pemuda jenius yang masih berusia 21 tahun ini tercatat sebagai mahasiswa tingkat doktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Guadalaraja, Meksiko.
Ia menemukan rantai protein dalam racun kalajengking untuk mengobati dan menyembuhkan kanker payudara.
Temuan ini menimbulkan konroversi, namun juga banyak pengakuan. Saat ini, temuannya itu sudah diakui FDA sebagai obat yang boleh digunakan untuk kanker payudara.
Obat dari Kuba
Sebenarnya, jauh sebelum Demetrio, venom kalajengking sudah digunakan sejak lama di Kuba sebagai penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi.
Obat yang bernama Vidatox ini berasal dari racun kalajengking biru untuk meningkatkan kesehatan pasien penderita kanker dan sudah membantu sudah lebih dari 65.000 orang.
Kuba Labiofam yang memproduksi obat ini mengklaim, mereka melakukan penelitian dan pengujian selama 15 tahun sebelum dikembangkan.
Mungkin perbedaannya adalah bahwa penemuan Demetrio berfokus pada penyembuhan kanker payudara, sementara obat Kuba mengkhususkan diri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dengan berbagai jenis kanker.
Tumor Otak dan Gagal Jantung
Di Madison, Wisconsin University, cara-cara baru racun kalajengking telah dikembangkan untuk mendapatkan obat-obatan untuk mengobati penyakit seperti gagal jantung.
Mereka mulai dengan menganalisis 15 spesies arakhnida ini. Dari 15 spesies tersebut Scorpion King yang berwarna hitam legam adalah salah satu spesies yang layak untuk diujicoba.
Terakhir, Profesor Dipanjam Pan dari Wahington University menemukan satu jenis peptida kecil yang dikenal sebagai TsAP-1.
Zat ini ditemukan dari kalajengking kuning Brasil (Tityus serrulatus) yang mampu menemukan sel kanker dan -mikroba dalam sel otak secara otomatis.
Saat ini, hasil temuan ini masih dalam tahap ujicoba.
Jika ujicoba sukses, bayangkan berapa banyak penderita kanker otak yang memiliki harapan hidup.
Masih banyak penelitian terhadap spesies kalajengking saat ini dan temuan-temuan awalnya sangat luar biasa.
Misalnya, kalajengking ekor ganda atau Transvaal (parabuthus transvaalicus) yang memiliki dua ‘jenis’ racun yang berbeda.
Kemudian kalajengking hitam yang memiliki racun kombinasi garam dan peptida K+ yang tinggi dan diyakini bisa menghilangkan rasa nyeri bagi penderita kanker.
Jadi, tidak berlebihan jika racun kalajengking yang kini mulai menjadi pundi-pundi uang di Maroko ini berharga supermahal, mencapai $30 juta atau Rp 145 miliar per liter.
Bahkan, seperti dilansir quora.com, sebuah peternakan di Maroko yang memiliki 100 ekor kalajengking, para karyawannya bergaji hingga Rp 420 juta per bulan.
Sebuah harga yang pantas!