JAKARTA, kabarpolisi.com– Polri mengadakan bedah buku yang bertempat di auditorium PTIK Jakarta Sabtu hari ini. Yang mana program bedah buku yg merupakan rangkaian pembelajaran program pendidikan sespimti Polri ke 26 TA 2017.
Adapun narasumber pada bedah buku tersebut adalah begawan ekonom indonesia yang juga mantan Wapres RI Prof DR Boediono. Beliàu mempresentasikan buku dgn judul Ekonomi Indonesia Dalam Lintasan Sejarah.
Mantan Wapres ini menyàmpaikan perjalanan suatu bangsa, suatu negara dibidang ekonomi tidak bisa lepas dari aspek-aspek ekonomi serta politik.”Dua sejoli ini adalah satu mata uang, bahwa apa yg terjadi di bidang politik berkaitan dengan apa yang terjadi dibidang ekonomi. Keputusannya harus dalam konteks yang lebih besar lagi, ekonomi tersubordinasi oleh politik secara umum,”terang Boediono
Boediono juga menyampaikan perkembangan ekonomi indonesia sejak jaman VOC sampai sekarang. Bahwa tim ekonomi yang mumpuni bisa menterjemahkan situasi politik yang stabil menjadi program ekonomi yang berkesinambungan adalah hasil dari 30 tahun kesetabilan politik.
Kemudian sistem ini pada akhirnya membuat kesalahan yang akumulatif dan terjadinya korupsi. Sistem otoriter resikonya adalah ekonomi stabil tetapi tidak dapat dikoreksi dan meledak pada akhirnya.
“Sebenernya pada akhir orde baru politik masih kuat, tetapi dipicu oleh krisis finansial. Made of democracy world artinya demokrasi yg bermanfaat dan menghasilkan program-program yang solid dan menghadirkan kemajuan dibidang ekonomi,”terang Boediono lagi.
Tanggapan-tanggapan dalam bedah buku terssebut adalah:
1.Prof Faisal Basri buku mengingatkan kepada kita untuk kembali disiplin dan memberikan contoh belajar dari masa lalu. mengidentifikasi potensi-potensi ekonomi serta mulai menata kembali kesehatkan ekonomi.
2. DR Berli, menyampaikan bahwa peran swasta harus dibatasi, pelaku ekonomi yang pertama adalah koperasi. Ada kekawatiran besar peran swasta dalam ekonomi untuk tidak melakukan profit yg tidak terlalu tinggi. Betapa pentingnya pembangunan institusi hukum, dan betapa pentingnya putra putri terbaik kita masuk terlibat penuh dalam upaya kita membenahi dan membangun hukum ditanah air.
Adapun kesimpulan bedah buku pada kesempatan ini adalah memahami ekonomi harus secara detail tidak seperti ilmu sosial, seorang pengelola negara adalah seseorang pengambil keputusan dalam anggota keluarganya yang menikmati sepeserpun dari hasil pengambil kebijakan tersebut.
Sebagai tambahan acara bedah buku ini dibuka oleh kasespim serta diikuti oleh 250 peserta. (Ari)