Tarif Seks Rp75 Juta, Polisi : Jaringan Prostitusi Artis TA Tersebar di Indonesia

Artis TA (Instagram)

JAKARTA – Harga kencan artis TA Rp 75 juta sekali kencan. Tarif semahal ini menjadi jaringan prostitusi online besar di Indonesia.

Artis TA ditangkap di sebuah hotel di Kota Bandung, kemarin. Polisi juga menangkap 3 orang lainnya yang diketahui sebagai mucikari.

Saat ini Artis TA sendiri masih bersama sebagai saksi. Untuk para mucikari, yakni AH, RJ, dan MR alias Alona.

Erdi menyebut, ketiga orang mucikari yang telah diamankan, memiliki jaringan layanan prostitusi terbesar di Indonesia.

“Jaringannya seluruh Indonesia, Alhamdulillah dari Polda Jabar khususnya di Subdit Siber telah dapat mengungkap jaringan yang luas ini,” ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi Ardimulan Chaniago, saat ditemui di Mapolda, Jumat (18/12/2020).

Erdi mengaku, jaringan mucikari artis TA ini, sudah menjalankan bisnisnya cukup lama.

Mereka para mucikari itu mendapat 10 persen dari harga, para wanita yang melayani jasa esek-esek.

“Mereka sudah lama ya, mereka sudah melakukan kegiatan ini sejak tahun 2016 kurang lebih empat tahun, mereka sudah lakukan kegiatan ini dan dalam empat tahun sudah punya jaringan yang luas,” katanya.

Terkait pengungkapan protitusi online yang melibatkan artis TA ini, Erdi menuturkan, berawal dari polisi melakukan patroli siber. Dimana ditemukan sebuah website, yang menawarkan jasa esek-esek.

Setelah didalami dan dilakukan penyelidikan, petugas lalukan penangkapan terhadap salah seorang mucikari yang telah diamankan.

Kemudian dilakukan pengembangan, dan baru tertangkap dua mucikari lainnya, yang juga bersamaan diamankannya artis berinisial TA.

Dalam pengungkapan ini, di temukan beberapa barang bukti dari kegiatan prostitusi online, di antaranya ada laptop rekening, kunci kemudian ada kartu kredit atau ATM dan beberapa ponsel.

“Kita amankan juga alat kontrasepsi kemudian ada pembayaran dan ada muncikari dan korbannya, nah ini rangkaian kejahatan ini sudah kita dapatkan sebagai alat buktinya,” katanya.

Arief Ramdhani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.