Ternyata, Bomber Surabaya Sering Temui Bos JAD Aman Abdurahman di Penjara

Dita Oepriarto (kiri) dan Aman Abdurahman

JAKARTA, kabarpolisi.com – Dita Oepriarto, pelaku bom bunuh diri (bomber) di gereja Surabaya ternyata antek setia Aman Abdurrahman.

Dita merupakan pemimpin JAD di Surabaya, sedangkan Aman Abdurrahman adalah pemimpin JAD di tanah air, sebelum ia dibekuk polisi.

Nama Dita mencuat akibat memborbardir tiga gereja di Surabaya. Dita bahkan melakukan aksi bom bunuh diri bersama istri dan keempat anaknya.

Pengeboman oleh sekeluarga, merupakan peristiwa fenomenal yang tengah terjadi di negeri ini. Bagaimana tidak, kejadian ini pertama kalinya di Indonesia.

Belum di ketahui secara pasti darimana Dita mendapatkan ide untuk mengajak keluarga melakukan teror bom.

Namun, berdasarkan pemberitaan sebuah media luar negeri Chhanel NewsAsia seorang pejabat antiteror menyebut Aman kerap melihat aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak.

Ya, bom bunuh diri sekeluarga ini bukan kali ini terjadi di dunia, di sejumlah negara lain sudah tak aneh lagi.

Seorang mantan pengikut JI, adik bomber Bali, Ali Fauzi sempat membongkar fenomena bomber sekeluarga.

Dilansir Tribunjabar.id dari Tribun Jatim, di kalangan para teroris aksi seperti ini sudah biasa.

Ali menyebut, di luar negeri seperti Syiria dan Irak kerap melakukan bom bunuh diri sekeluarga.

Ia menilai, aksi teror bom di Surabaya ini memang mengadopsi dari luar negeri.
Ali menyebut, di luar negeri seperti Syiria dan Irak kerap melakukan bom bunuh diri sekeluarga.

Aksi teror bom ini sengaja mengajak anggota keluarganya untuk rela mati agar masuk surga.

Pemikiran dan keyakinan itu, disebut jadi penyebab kuat pelaku menggandeng anggota keluarga ngebom dan mati bersama.

Sebelum Dita mengajak keluarganya memborbardir gereja Surabaya, rupanya masih berhubungan baik dengan Aman Aburrahman.

Masih diberikan Channel NewsAsia, Dita sering bolak-balik menemui Aman di penjara.

Dita diketahui memang pengikut Aman Abdurrahman sejak lama. Hal ini disebabkan Dita kerap mendengarkan khotbah yang disiarkan Aman Abdurrahman.
Dita pun tak mengorbarkan keluarganya sendirian.

Dita disebut memengaruhi dua keluarga lainnya di Jawa Timur, yakni ledakan bom prematur di Sidoarjo dan ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya.

Dua ledakan bom itu terjadi setelah keluarga Dita ngebom di gereja.
Aman Abdurrahman Dituntut Hukuman Mati
Aman Abdurrahman dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (18/5/2018).

Setidaknya ada enam hal yang memberatkan tuntutan terhadap terdakwa kasus terorisme itu, seperti yang dibacakan jaksa Mayasari.

Pertama, Aman disebut sebagai residivis kasus terorisme dan dianggap membahayakan orang lain.

Jaksa Mayasari menyebut bahwa Aman sebagai penggagas, pembentuk, dan pendiri Jamaah Ashorut Daulah (JAD). Kelompok itu bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya, Aman disebut sebagai penganjur dan penggerak terhadap pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang membahayakan.

Poin selanjutnya adalah terkait serangkaian kasus terorisme yang disebut-sebut telah melibatkan Aman dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga korban luka berat.

Aman dianggap telah merenggut masa depan seorang anak yang meninggal di lokasi kejadian ledakan bom. Kondisi anak itu pun cukup mengenaskan, edia menderita luka bakar lebih dari 90 persen. Selain itu, ada pula lima anak yang mengalami luka berat.

Poin terakhir yang memberatkan Aman yaitu terkait pemahaman yang menentang demokrasi. Pemahaman Aman tentang syirik demokrasi telah dimuat di internet dalam blog. Tulisan tersebut kemudian dapat diakses siapa saja dan dapat memengaruhi banyak orang.

Zaidina Hamzah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.