Tiga Tahun Kabinet Kerja, Pemerintah Bangun 2632 KM Jalan Baru

JAKARTA, kabarpolisi.com – Kepala Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis H. Sumadilaga merinci, pemerintah telah membangun jalan baru mencapai 2.623 kilometer (km) dalam tiga tahun terakhir.

Salah satu fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak awal ialah membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, infrastruktur dapat meningkatkan konektivitas yang berujung pada pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Tiga tahun Kabinet Kerja Jokowi dan JK, berselang, setumpuk proyek pembangunan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah hingga 2019.

Sebanyak 1.286 km jalan baru dibangun pada 2015, 559 km pada 2016, dan 778 km pada tahun ini. Adapun sekitar 2.000 km diantaranya merupakan jalan perbatasan yang dibangun di titik-titik terluar dan pelosok negeri.

“Ini kebanyakan jalan perbatasan di Kalimantan, Papua, hingga perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pulau Timor,” ujar Danis di Kantor Staf Presiden (KSP), Selasa (17/10) seperti dikutip CNN Indonesia.

Ke depan, pemerintah mengaku akan terus menambah jalan-jalan baru di kawasan terluar dan pelosok sampai masa pemerintahan berakhir.

Targetnya, terbangun sekitar 1.071 km jalan baru pada 2018 dan sekitar 1.120 km pada 2019. Dengan demikian, diharapkan total pembangunan jalan baru di era Jokowi-JK mencapai 4.814 km. Tujuannya, agar rasio konektivitas terus bertambah.

“Khususnya konektivitas, kami berusaha supaya bisa selesaikan jalan-jalan perbatasan itu,” imbuhnya.

Selain jalan baru, capaian pembangunan infrastruktur Jokowi, yaitu jalan tol sebanyak 568 km, terbagi atas 132 km pada 2015, 44 km pada 2016, dan sisanya, 392 km pada tahun ini. “Targetnya, hingga akhir tahun 2019 akan mencapai 1.851 km,” katanya.

Jokowi juga telah menyelesaikan pembangunan 9 bendungan dan sebanyak 30 bendungan masih dalam tahap pembangunan sampai tahun ini. Namun, Jokowi menargetkan bisa membangun 100 bendungan sampai akhir kepemimpinannya. Itu terbagi atas 70 bendungan baru dan 30 bendungan lanjutan.

Danis bilang, bendungan yang telah terbangun akan menambah luas layanan irigasi waduk dari semula 761,54 hektar (ha) menjadi 859,62 ha. Sementara dari sisi kapasitas tampungan air akan meningkat menjadi 1,03 juta meter persegi. Lalu, kapasitas air baku akan menjadi sebesar 5 meter kubik per detik dan memiliki potensi energi sebesar 112 megawatt (MW).

“Tapi setelah ada bendungan ini, target yang juga harus dikejar adalah irigasi. Saat ini sudah 529 ribu ha, masih ada sisa setahun kurang lebih masih ada 350 ribu,” kata Danis.

Sayang, pencapaian pembangunan irigasi tersebut dirasa akan meleset lantaran terbatasnya kemampuan pengerjaan dari pemerintah. Ia memperkirakan, sampai tutup tahun, hanya bisa membangun hingga 900 ribu ha dari target 1 juta ha.

Kemudian, adapula pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah mencapai 20.430 liter per detik sampai tahun ini. Angka tersebut menambah kapasitas sebelumnya per 2014 sebesar 34.319 liter per deti, sehingga totalnya telah mencapai 54.749 liter per detik.

“Dengan pembangunan SPAM, ditargetkan total kapasitas SPAM di Indonesia menjadi 70.471 liter per detik,” terangnya. (Rizal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.