Wakil Kapolri Komjen Polisi Syafruddin ceramah di acara Rakornas Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI di Hotel Santika Taman Mini, Senin (8/5) malam. (Foto Tri Setyo)
JAKARTA, kabarpolisi.com – Wakil Kapolri Komjen Polisi Syafruddin menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia tahun 2017. Acara tersebut dibuka di Hotel Shantika, Taman Mini, Jakarta, Senin (8/4) malam.
Dalam sambutannya di depan ratusan hadirin, Syafruddin mengungkapkan, tokoh agama dan Ulama berperan sentral dalam mempersatukan Nusantara. Apalagi dalam kondisi Indonesia yang berbeda-beda secara suku, adat maupun agama.
“Sejak dahulu Ulama memiliki peran penting dalam pembangunan dan memajukan Nusantara. Seperti Walisongo, kesultanan dan kerajaan Islam, bahkan hingga kini warisannya masih ada,” ujar Syafruddin.
Wakapolri juga mengatakan, Ulama sangat berperan penting dalam membangun peradaban manusia di Indonesia yang berakal. Selain itu, menurut Syafruddin, Ulama menjadi trendsetter dalam pembangunan pribadi umat.
“Ulama harus dapat menjadi trendsetter, yang dapat merekatkan umat Islam dan umat agama lainnya. Hal ini untuk mewujudkan Indonesia yang toleran, damai dan berprikemanusiaan,” jelasnya.
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini juga mengatakan, Ulama sangat berperan penting dalam menjaga kedamaian di Indonesia. Oleh karena itu, Ulama harus dapat menjadi teladan umat dalam bertindak dan berpikir.
“Ulama berperan penting dalam mengajarkan akidah Islam, memotivasi umat. Sehingga umat Islam dapat menjaga keutuhan bangsa Indonesia,” katanya seperti dikutip Sayangi.com
Selain itu, Wakapolri juga menerangkan bahwa Ulama berperan sentral dalam menengahi konflik yang ada di Indonesia. Pasalnya, tugas Ulama adalah juga sebagai pemersatu bangsa.
“Ulama dapat menjadi pemersatu dalam membangun peradaban Islam yang damai dan toleran. Serta dapat mencegah segala potensi perpecahan dan kehancuran,” bebernya.
Lebih jauh Syafruddin juga mengatakan, Ulama juga berperan penting dalam mencegah paham radikalisme di Indonesia. Pasalnya, agama Islam mengajarkan kedamaian.
“Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang membawakan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Kedamaian dalam rangka kebhinnekaan dapat diwujudkan dalam ukhuwah Islamiah yang berbhinneka,” tegasnya.
Mantan Kadiv Propam Polri ini juga mengapresiasi Ulama Indonesia karena telah membantu menyejukkan dan mengendalikan dinamika situasi di Indonesia. Karena sampai dengan saat ini situasi keamanan Indonesia cukup kondusif.
“Alhamdulillah hingga saat ini keamanan di Indonesia cukup kondusif. Ini juga berkat kontribusi Ulama, tetaplah menjadi pioner dalam mematuhi peraturan hukum. Karena Ulama sangat didambakan oleh warga Indonesia,” pungkasnya.
Selain itu, Wakapolri juga memaparkan tentang uniknya kebhinnekaan di Indonesia. Serta ancaman perpecahan Indonesia, baik eksternal maupun internal.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH. Ma’ruf Amin dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. (dewi)