Wakapolri Sampaikan Tausyiah di Masjid Sunda Kelapa

Syafruddin

JAKARTA, kabarpolisi.com – Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin memberi tausyiah dalam shalat Jumat berjamaah di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (19 Januari 2018)

Syafruddin yang juga Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ini bicara berbagai hal mulai dari peradaban Islam, hingga rencana mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat. Ribuan jemaah mendengar dengan saksama tausyiah jenderal bintang tiga ini.

Khatib shalat Jumat Dr H Irfan Syauqi Beik, M.Sc dan Imam : Syech Essam Al Mizgagi dan disiarkan secara Live oleh Radio MSK 1530 AM
Streaming www.radiomask.radiostream123.com dengan hashtag #khazanahpagi

Kegiatan perdana Komjen Polisi Syafruddin selaku Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, jumat 19/01/2018 di samping memberikan Tausyiah dihadapan jamaah shalat jumat Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta juga memimpin rapat pengurus harian PP DMI sekaligus memberikan arahan terkait 10 program unggulan Dewan Masjid Indonesia masa khidmat 2017-2022

Dikukuhkan

Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah menyelenggarakan acara Pengukuhan Pengurus Pimpinan Pusat(PP). Komisaris Jenderal (Komjen) Syafruddin terpilih sebagai Wakil Ketua Umum DMI.

Pengukuhan pengurus PP DMI Masa Khidmat 2017-2022 ini merupakan tindak lanjut dari Muktamar VII DMI di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta, pada Jumat Ahad, 10- 12 November 2017 lalu. Menurut Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruquthni, sosok Syafruddin diharapkan dapat memperkuat dan mengembangkan jaringan kepengurusan DMI.

“Misalnya, DMI punya kegiatan yang menginginkan peran DMI lebih luas lagi maka Pak Syafruddin itu wakil ketua umum tapi bidangnya eskternal artinya lebih pada pengembangan jaringan DMI, dan kami memerlukan itu. Kalau kita tidak punya jaringan maka tidak bergerak,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jakarta, Jumat (12/1).

Menurutnya, pemilihan Syaruddin bukan berdasarkan perwakilan sebuah lembaga atau bahkan jabatan. Dia menekankan, bahwa DMI merupakan sebuah organisasi hikmat sosial untuk kemashalatan umat.

“Di kepengurusan DMI itu semuanya tidak mewakili kelompok atau tidak mewakili representasi siapa, tidak ada apakah polisi atau bukan polisi, jadi tidak membawa jabatan atau apa, itu tidak ada membawa komjen juga, Pak JK (Jusuf Kalla) berpesan itu juga,” tegasnya.

Dia mengatakan, pemilihan Syafruddin merupakan sebuah dedikasi terhadap organisasi. Sekaligus sesuai dengan hasil rapat plakmatur beberapa bulan lalu.

Panggilan komunitas masjid itu saja, tidak ada profit oriented atau jabatan karena itu panggilan dan isinya dedikasi. “Kemudian tidak dipilih dari indeks apa tapi adalah DMI merupakan panggilan, semua untuk hikmat kepada umat, masyarakat dan bangsa serta gusti Allah jadi tidak ada pikiran lain, ungkapnya.

Kendati demikian, dia mengaku, belum mengenal Syafruddin secara mendalam. Dalam rencananya, pada Maret mendatang akan diadakan rapat kerja untuk membicarakan langkah strategis memajukan DMI pada masa mendatang.

“Sosoknya saya belum membaca keseluruhan, tapi orang cool. Saya belum kenal jauh, nanti kita saling mengenal taaruf kita lebih dekat lagi kemudian lebih dalam lagi untuk kepentingan DMI, memperkuat jaringan,” tuturnya.

Cendikawan Muslim Didin Hafiduddin menambahkan, pengukuhan kepengurusan DMI bisa membawa keberkahan umat Indonesia. Sekaligus bisa mengembangkan aktivitas masjid-masjid pada masa mendatang.

“Kita tahu masjid itu pusat kegiatan umat, akan maju ketika masjid diramaikan, ketika masjid dijaga fisiknya dijaga aktivitasnya untuk kepentingan umat, niat ketakwaan kepada Allah bukan niat cari popularitas, cari dukungan. Masjid merupakan tempat yang suci dan sakral, terbaik untuk umat, tempat untuk bersujud, berdoa dan memohon Allah,” ucapnya.

Didin mengaku, senang banyak masyarakat Indonesia untuk bisa memakmurkan masjid. Ini artinya sudah ada kemajuan dalam pemikiran masyarakat. “Semakin banyak orang yang terlibat dalam kemasjidan maka akan semakin baik bagi perkembangan umat pada masa mendatang,” ucapnya.

Didin menyarankan, masa kepengurusan DMI yang baru ini bisa menjadi contoh bagi umat. Setidaknya, melalui program-program pengembangan pembangunan masjid di Indonesia.

“Persoalannya masjid itu kan begitu banyak. Mereka berjalan masing-masing. Misal, pada setiap kabupaten kota ada 500 ada dua masjid yang dikelola dengan sistem manajemen yang bagus oleh DMI untuk dijadikan pilot project. Perbaiki SDM, IT, manajamennnya, keuangannya, karena masjid itu kaya-kaya, jamaah pasti bawa uang dan pasti akan memberikan kepada kegiatan masjid,” ungkapnya.

Sebelumnya, Dewan Masjid Indonesia (DMI) telah menyelenggarakan acara Pengukuhan Pengurus Pimpinan Pusat(PP) sekaligus Silaturahim bersama Ketua Umum PP DMI, Muhammad Jusuf Kalla, Jumat (12/1), di Qaatul Ijtima DMI (Meeting Lounge) Ruang 30, Masjid Istiqlal, Jakarta.

Arief Ramdhani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.