Jusuf Kalla
KUALA LUMPUR, kabarpolisi.com – Heboh pernyataan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad yang melabelkan orang Bugis sebagai lanun sampai juga ke Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi seperti yang dilansir media online Malaysia Bharian, Pak JK -sapaan akrab Jusuf Kalla- tersinggung dengan pernyataan Mahathir dalam sebuah percakapan yang tidak resmi di Istanbul, Turki.
Pak JK dan Ahmad Hamidi saat berada dalam satu forum di Konferensi Tinggi Tinggi Developing Eight (D-8) yang digelar Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul.
Masih menurut Bharian, Ahmad Zahid mengatakan bahwa Pak JK yang juga keturunan Bugis menyatakan ungkapan Mahathir seolah-olah menghina.
“Penjajah yang melabelkan orang Bugis kononnya sebagai lanun. Mereka sebenarnya pahlawan yang menentang penjajah,” kata Ahmad Hamidi seperti dikutip JPNN.com
“Saya tidak mahu mengulas lanjut tetapi sudah pasti ramai yang terkesan dengan penghinaan ini kerana ia seolah-olah merendahkan keturunan daripada rumpun Melayu, yang pada sejarahnya penyumbang kepada kepahlawanan di Nusantara,” lanjut Hamidi.
Reaksi dari omongan Mahathir kini meluas. Tidak haya JK yang tersinggung dengan omongan tersebut tapi juga orang-orang Bugis yang ada di wilayah Malaysia.
Warga Bugis di Malaysia Marah
Pidato rasis mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membuat gerah Persatuan Suku Bugis di Johor.
Sontak persatuan itu melaporkan Mahathir ke polisi. Pidato Mahathir yang membuat berang keturunan Bugis di Malaysia itu disampaikan dalam orasi politiknya di Lapangan Harapan di Petaling Jaya, Kuala Lumpur, pada Sabtu malam (14/10) lalu.
Dia menyebut Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak adalah perompak karena berasal dari suku Bugis.
Persatuan Bugis Malaysia menganggap pernyataan Mahathir itu sangat rasis dan menghina.
“Kami mengutuk ucapan kasar Tun Dr Mahathir yang mengatakan bahwa Bugis adalah seorang bajak laut,” kata Ketua Persatuan Suku Bugis di Johor, Datuk Awang Mohamad sebagaimana dikutip Indopos (Jawa Pos Grup) dari media massa Malaysia, Jumat (20/10).
Datuk Awang mengatakan, pihaknya telah membuat dua laporan polisi dan akan diikuti oleh beberapa laporan sehingga Mahathir meminta maaf secara terbuka.
Sementara itu, Ketua Persatuan Asosiasi Bugis di Kota Tinggi, Abd Kader Basok, turut melaporkan Mahatir ke Kantor Polisi Kota Penawar, Kota Tinggi, sekitar pukul 17.30 kemarin.
Dalam laporannya, Mahathir harus segera meminta maaf kepada masyarakat Bugis di Malaysia.
Pidato Mahathir dinilai bukanlah seorang negarawan untuk membawa harmoni dan damai di dalam negeri.
“Bahkan beberapa sultan di Malaysia juga keturunan Bugis. Saya meminta pihak berwenang untuk menahan Tun Dr Mahathir sesuai dengan UU Pemilu untuk harmoni dan keamanan nasional dan ketertiban umum,” katanya. (Devara)