JAKARTA – Beberapa waktu lalu melalui Twitter, seorang warganet menulis sebuah utas yang menceritakan kronologi pencurian data pribadi yang dialaminya.
Pengguna dengan nama akun @regafrilian menceritakan kejadian pencurian data pribadinya bermula saat ia memasang sebuah iklan di marketplace OLX. Tak lama setelah memasang iklan, seorang calon pembeli menghubunginya melalui WhatsApp untuk menanyakan kepastian harga.
“Karena nominal harga barangnya lumayan mahal, biar sama-sama percaya dia kirim KTP dan selfie lalu meminta saya melakukan hal yang sama,” tulis Rega.
Saat itu, Rega merasa permintaan orang yang mengaku calon pembeli adalah hal wajar. Rega kemudian mengirimkan nomor rekening dengan maksud memudahkan transfer uang. Orang tersebut lalu mengirim tangkapan layar yang menyebut bahwa uang sudah ditransfer ke rekening Rega.
Namun kemudian, dia malah meneleponnya dan meminta enam digit kode OTP yang masuk lewat SMS.
Rega pun segera sadar bahwa dirinya sedang coba ditipu. Karena kode OTP yang diminta tidak diberikan, orang tersebut mengancam Rega akan melakukan pinjaman online atas nama dirinya.
“Dia bilang siap-siap, akan ada banyak orang datang untuk nagih ke gue karena dia udah tau alamat dari KTP gue,” tulisnya.
Mendapat ancaman semacam itu, Rega langsung bergegeas ke Polsek Jakarta Selatan untuk membuat laporan. Namun karena belum ada kerugian materiil, laporan yang ia buat belum bisa diproses.
Rega hanya diminta mengumpulkan bukti percakapan dengan orang yang mengaku sebagai calon pembeli. Bukti itu bisa menjadi pegangan jika ancaman kepadanya terbukti.
Antisipasi
Menurut praktisi keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, pelaku memanfaatkan kelemahan sistem yang memungkinkan pembeli dan penjual bisa berhubungan langsung.
Alfons mengimbau agar lebih berhati-hati saat menggunakan platform yang menghubungkan pembeli dan penjual langsung.
“Jangan mudah memberikan data pribadi dan rentan disalahgunakan oleh kriminal untuk mendapatkan data dengan berpura-pura sebagai pembeli dan meinta data penting seperti KTP, nomor telepon dan akun bank,” papar Alfons ketika dihubungi KompasTekno, Senin (26/10/2020).
Dia menyarankan agar percakapan dan transaksi dilakukan menggunakan platform middleman, seperti fitur chat di OLX yang lebih aman.
Jika terpaksa melakukan transaksi secara langsung, usahakan menggunakan sistem cash on delivery (COD) atau langsung tatap muka.
Sebisa mungkin, COD dilakukan di tempat yang aman atau setidaknya ditemani oleh kerabat atau teman.
Terkait dengan ancaman penggunaan data untuk melakukan pinjaman online, Alfons mengatakan hanya gertakan sambal saja dari di pelaku.
Sebab, pinjaman online tidak cukup hanya memberikan data KTP saja. Langkah Rega segera melapor ke pihak berwajib disebut Alfons sudat tepat.
“Sehingga jika datanya disalahgunakan oleh penipu, dia tidak disalahkan karena memang sebelumnya sudah melakukan pelaporan ke polisi,” jelas Alfons.
Tanggapan OLX
Dihubungi secara terpisah, pihak OLX mengatakan telah menindaklanjuti insiden yang dialami Rega.
Tim Fraud OLX Indonesia telah menurunkan akun pembeli yang melakukan penipuan tersebut, pada tanggal 17 Oktober 2020, pukul 06.04. Untuk menghindari hal serupa, OLX Indonesia melakukan beberapa upaya.
“Kami berinvestasi pada sistem keamanan untuk mengenali tren dari penipuan online yang ada di platform kami, di antaranya user behaviour checking, suspected ads checking, frauds ads trend, dan lain-lain,” kata Ichmeralda Rachman, Direktur Marketing OLX Indonesia.
OLX juga telah menyediakan fitur keamanan seperti chat alert yang akan muncul apabila terdapat kata-kata yang mencurigakan.
Pengguna juga diimbau untuk melaporkan iklan-iklan yang janggal atau pengguna yang mencurigakan.
“Laporan yang masuk ke OLX akan segera kami tindak lanjuti,” kata Ichmeralda. (Redaksi)
Credit photo: Youtube