Ancaman PM Spanyol, Tangguhkan Otonomi Catalonia

PM Spanyol, Mariano Rajoy (Foto Reuters/Sergio Perez)

JAKARTA, kabarpolisi.com – Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, mengancam akan menangguhkan otonomi politik Catalonia jika daerah itu benar-benar mendeklarasikan kemerdekaan dari Madrid.

Sebagai langkah awal untuk masuk ke pembicaraan penangguhan otonomi ini, Rajoy meminta kejelasan deklarasi kemerdekaan dari pemerintah Catalonia.

“Kabinet sepakat untuk bertanya secara formal kepada pemerintah Catalonia untuk mengonfirmasi apakah mereka sudah mendeklarasikan kemerdekaan atau tidak, yang merupakan syarat jika pemerintah ingin mengadopsi Pasal 155 konstitusi,” ujar Rajoy, Rabu (11/10).

Sebagaimana dilansir AFP dan CNN Indonesia, pasal 155 dalam konstitusi Spanyol memberikan kewenangan kepada PM Spanyol untuk menangguhkan otonomi politik Catalonia dan mengambil alih daerah tersebut.

Pertanyaan resmi ini dilontarkan karena sikap Catalonia yang dianggap tidak jelas. Presiden Catalonia, Carles Puigdemont, sudah menandatangani dokumen deklarasi kemerdekaan pada Selasa (10/10) malam.

Namun kemudian, Puigdemont meminta parlemen untuk menunda penerapan deklarasi kemerdekaan itu agar dapat membuka dialog dengan pemerintah pusat.

Sebelum Rajoy menyampaikan pertanyaan resmi, juru bicara pemerintah Catalonia, Jordi Turull, sudah menjelaskan, penandatanganan dokumen deklarasi itu hanya “tindakan simbolis yang menunjukkan komitmen untuk mendeklarasikan kemerdekaan.

Meski demikian, deklarasi secara resmi “harus diumumkan oleh parlemen Catalonia.”

Penundaan ini menuai tanggapan beragam dari warga Catalonia yang sebelumnya sudah menyumbangkan suaranya dalam referendum pada 1 Oktober lalu.

Hasil dari referendum itu menunjukkan, 90 persen pemilih ingin Catalonia memisahkan diri dari Spanyol.

Seorang warga Barcelona, Maria Rosa Bertran, pun mengaku kecewa dengan penundaan deklarasi kemerdekaan ini karena membuat Catalonia kembali ke masa penuh ketidakpastian.

Sementara itu, ratusan ribu orang di Catalonia berunjuk rasa menuntut persatuan dengan Spanyol. Para demonstran menyebut diri mereka sebagai “mayoritas yang selama ini bungkam.”
Lihat juga: Partai Sayap Kiri Catalonia: Kami Buang Kesempatan Merdeka
Desakan kemerdekaan sebenarnya sudah lama berkumandang di Catalonia, daerah dengan mayoritas penduduk yang memiliki bahasa dan budaya sendiri.

Kemauan untuk merdeka kian besar setelah Pengadilan Konstitusi Spanyol pada 2010 memutuskan untuk mengurangi statuta yang memberikan Catalonia kewenangan tambahan.

Gejolak di Catalonia pun kian menjadi setelah perekonomian Spanyol terpuruk. (Devara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.