Berjasa Terhadap Negara, Lima Anggota Polri Dapat Penghargaan

Keluarga Besar Putra-Putri (KBPP) Polri menganugerahi penghargaan kepada lima polisi yang berjasa besar terhadap negara. (Foto Fathan Sinaga/JPNN)

JAKARTA, kabarpolisi.com – Keluarga Besar Putra-Putri (KBPP) Polri menganugerahi penghargaan kepada lima polisi yang berjasa besar terhadap negara.

Pemberian hadiah dilakukan dalam acara HUT Ke-14 KBPP Polri di Wisma Bhayangkari, Jakarta Selatan, Rabu (1/3).

Sementara Ketua Umum KBPP Polri Bimo Suryono mengatakan, pihaknya memberikan hadiah Rp 20 juta kepada setiap pahlawan.

Penerima penghargaan mengalami cacat fisik karena menjalankan tugas. Dia adalah tiga polantas korban bom Thamrin yakni Ipda Dody Maryadi, Ipda Budiono, dan Ipda Denny Mahielu.

Kemudian, korban konflik Gerakan Aceh Merdeka Bripka Tolib dan korban bom Polres Surakarta Brigadir Suyono.

“Hadiah ini merupakan penghargaan serta sumbangan kepada para anggota Polri yang terluka dalam menjalankan tugas di lapangan seperti bom Thamrin dan anggota yang terluka dalam menjalankan tugas,” kata Ketua Umum KBPP Polri Bimo Suryono dalam sambutannya.

Bimo menambahkan, pihaknya akan senantiasa berada di garis terdepan dalam menjaga, menjalankan serta mempertahankan Kebhinekaan yang ada.

“Kami jajaran KBPP Polri‎ yakin dan percaya penegakan hukum tetap dapat dijalankan dan diterapkan oleh para orang tua kami yang berdinas saat ini. ami percaya pimpinan Polri dan jajaran tetap mengedepankan hukum sebagai panglima dalam pengabdiannya di masyarakat,” kata Bimo.

Sementara itu, seperti dilansir JPNN.com, Ipda Denny mengulas kembali peristiwa bom Thamrin pada Januari 2016 silam. Saat itu, dia bertugas sebagai Satgatur Polda Metro Jaya yang fungsinya mengawasi jalur ring dua relasi Hotel Indonesia-Harmoni.

“Jalur itu selalu dilalui presiden dan pejabat negara. Waktu saya patroli dan lihat pos Sarinah terbuka tidak ada anggota,” terang Denny.

BACA JUGA  Kuasa Hukum Korban Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren Magelang Dijadikan Tersangka

Dia melanjutkan, saat melihat pos Sarinah, sudah ada perasaan gundah di hatinya. Namun, dia meyakinkan dirinya untuk tetap memeriksa pos tersebut.

“Kemudian saya lihat tas. Di situ terlihat detonator dan waktu saya pegang tangan saya tersetrum selama tiga menit. Habis itu, bunyi suara mengiang keras dan duaaar,” kata Denny menceritakan kisah yang dialami saat itu.

Denny bahkan menunjukkan jarinya yang hilang akibat ledakan tersebut. Pada saat itu, ada rasa kecewa namun bercampur dengan tabah. Sebab, seandainya dia tidak memberanikan diri, maka bisa jadi korbannya adalah presiden atau pejabat negara.

“Sekarang kepala saya butuh pemulihan tiga tahun. Tidur susah, kaki sulit digerakkan,” tuturnya.

Dalam acara ini, dihadiri sejumlah pejabat Polri dan jenderal purnawirawan. Antara lain adalah Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli. (rizal/hamzah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.