Meski Diteror, Indrie Soraya Zulkarnaen Tak Kapok Kritik Habib Rizieq

TANGGERANG, kabarpolisi.com – Indrie Sorayya Zulkarnain mengatakan dirinya tidak akan berhenti menulis kritik tentang Front Pembela Islam ( FPI ) termasuk pemimpinannya, Rizieq Syihab. Pahadal perempuan 38 tahun itu kerap mendapat teror akibat kritiknya yang ditulis melalui facebook. Bahkan rumahnya pernah di geruduk anggota FPI.

“Tapi redaksinya saya ubah sedikit karena saya sudah berkomitmen tidak akan membuat status bernada emosi terhadap habib mereka,” kata Indrie kepada Tempo melalui percakapan WhatsApp, Kamis, 1 Juni 2017.

Perempuan yang mengklaim sebagai pendukung Joko Widodo alias Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini sejak awal Mei 2017 kerap menulis status bernada keras di Facebook. “Status-status FB saya memang agak pedas,” katanya.

Seringkali dia tidak bisa mengontrol emosi jika ada orang yang mengolok-olok dua figur yang didukungnya itu. “Saya jadi sebel dan akhirnya sering membuat status nyinyir.”

Gara-gara komentarnya itu pula Indrie mendapat pesan bernada ancaman sejak 17 Mei 2017. Bahkan seorang kawan dekatnya memberi tahu jika ia tengah diburu oleh anggota FPI lewat dunia maya. “Saya lihat memang banyak imbauan untuk menciduk saya. Ngeri loh isinya, tapi saya tidak menanggapi,” kata Indrie.

Ancaman terhadap Indrie ternyata bukan sekadar ancaman. Pada 21 Mei 2017, rombongan massa FPI mendatangi rumah Indrie di Kunciran, Cipondoh Kota Tangerang. Mereka berkerumun di depan rumah didampingi Ketua RT setempat. “Kira-kira pukul 20.00, saya dan keluarga baru saja pulang plesiran dari Pantai Tanjung Pasir,” ujar Indrie.

Indrie mengatakan beberapa simpatisan FPI dan beberapa orang berpakaian ala tentara putih-putih memperkenalkan diri sebagai muslim army FPI. “Saya tanya ada apa? Mereka bilang mau tabayyun. Istilah yang mereka pakai katanya mau mengklarifikasi status FB saya,”kata Indrie.

BACA JUGA  Kuasa Hukum Korban Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren Magelang Dijadikan Tersangka

Indrie memperkirakan massa yang data sekitar 60 orang. Karena merasa tak nyaman Indrie meminta adiknya menelpon seorang polisi kenalannya yang bertugas di pos polisi Pinang. Polisi itu meneruskan laporan ke Polsek Cipondoh. Kapolsek Cipondoh Komisaris Bayu Suseno pun datang ke rumah Indrie. Saat itu massa FPI sudah memenuhi sepanjang gang rumah Indrie.

Karena situasi semakin tidak kondusif, Indrie dan suami disarankan untuk datang ke Polsek Cipondoh. Massa FPI mengikuti mereka. Saat itu sudah pukul 23.00. “Massa FPI yang ikut banyak banget, “kata Indrie. Situasi itu membuat Bayu menyarankan agar Indrie langsung mengarah ke Polres Metropolitan Tangerang Kota di Jalan Daan Mogot.

Di kantor Polres, FPI memaksa Indrie untuk membuat surat pernyataan. Namun Indrie menoal. “Saya menolak karena mereka tidak bisa menyebutkan dimana salah saya? Mereka hanya tidak suka saya bikin status yang dianggap merendahkan pimpinannya,” kata Indrie.

Setelah dua jam, Indri akhirnya mengalah dan bersedia menulias surat pernyataan damai. Namun dia keberatan jika surat itu menggunakan materai. “FPI juga menyatakan tidak akan memburu dan meneror saya lagi,” katanya.

Dikutip dari TEMPO.CO, Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Harry Kurniawan membenarkan bahwa polisi sudah memediasi pertemuan antara Indrie dan anggota FPI. Dalam pertemuan itu mereka bersepakat untuk damai. “Tidak diteruskan secara hukum, sudah sepakat berdamai,”kata Harry. (nafi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.