Selamat Jalan Jenderal Jeanne Mandagi

Brigadir Jendral (Purn) Jeanne Mandagi

JAKARTA, KABARPOLISI.COM – Jajaran kepolisian Indonesia berduka. Brigadir Jendral (Purn) Jeanne Mandagi berpulang. Jumat (7/4) subuh pukul 04.15 WIB, mantan Kadiv Humas Mabes Polri tutup usia di umur 80 tahun.

Nama Jeanne Mandagi sangat dikenal di jajaran kepolisian. Terlebih di instansi pemberantas narkoba, BNN. Memangku jabatan terakhir sebagai konsultan ahli di BNN, Brigjen Mandagi menjadi salah satu pencetus pemberantasan Narkoba di Indonesia.

Karangan bunga pun memenuhi ruang G RSPAD Gatot Soebroto, Jl Dr Abdul Rahman Saleh No 24, Jakarta Pusat, kemarin. Pantauan koran ini, terlihat beberapa karangan bunga berasal dari para petinggi kepolisian.

Salah satunya milik Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Satu persatu pelayat berdatangan. Di dalam rumah duka tempat jenazah berada, diisi dengan lalu lalang keluarga dan pelayat yang datang dari pelosok Jakarta. Hendak melihat langsung Keke tangguh asal Sulut, sang jenderal polisi perempuan pertama di Indonesia.

“Ma Jeanne orangnya sangat tegas. Mungkin karena profesinya yang adalah seorang polisi. Namun dia juga adalah sosok penyayang. Terlebih kepada kami, keluarganya,” ungkap Maria Mandagi, keponakan Jeanne Mandagi, sambil meneteskan air mata.

Pada pukul 13.50 WIB pelayat semakin banyak berdatangan. Anggota BNN pun hilir mudik memberikan rasa simpati. Mereka menghadap peti jenazah sambil memberikan penghormatan kepada perempuan yang pernah menjadi petinggi BNN ini. Tak lama kemudian terdengar isak tangis keluar dari mulut seorang perempuan berambut pendek yang menggunakan kacamata. Venida Regina Mandagi.

Dia adalah anak tunggal Sang Jenderal. Tak ada sepatah kata pun terucap. Yang terdengar hanyalah tangisan. Tangisan kesedihan bercampur rasa bangga mengiringi kepergian sang bunda.

Setelah tangisnya perlahan mereda, didampingi cucu almarhumah, Veronika, Venida lalu bertutur tentang sang ibu. Menurutnya, sosok Sang Jenderal adalah perempuan yang tangguh dan penuh tanggungjawab, di dalam keluarga maupun pada pekerjaannya sebagai abdi negara.

BACA JUGA  Kuasa Hukum Korban Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren Magelang Dijadikan Tersangka

“Saya sangat bangga bisa dibesarkan oleh Mama. Walaupun saya anak satu-satunya, saya tidak pernah diperlakukan manja. Melainkan mama selalu mengajarkan saya jadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab,” ungkap Venida, saat ditemui wartawan Manado Post, sambil sesekali membasuh air mata yang menetes di pipinya.

Masih menahan tangis, Venida membelai wajah sang bunda sambil bertutur, “Mama sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Sebelum mama masuk rumah sakit, mama sempat ikut rapat di Mabes Polri. Kata mama, mama tidak sakit, masih kuat. Itulah yang saya banggakan dari mama, dedikasi mama terhadap kepolisian membuat dia dikenal sebagai polisi yang tangguh. Walaupun fisiknya sudah tidak seperti dulu lagi namun mama masih semangat membelah bangsa dan negara,” lanjutnya.

Perempuan berpostur tubuh kecil ini mengatakan bahwa ibunda meninggal pada umur 80 tahun. “Mama meninggal tadi pagi pukul 04.15 WIB. Mama meninggal karena sakit. Karena memang umurnya sudah lanjut,” lanjutnya.

Menurut Venida, jenazah sang ibu akan dimakamkan di TPU Kampung Kandang Jagakarsa Jakarta Selatan. “Mau tunggu keluarga lain datang, juga teman-teman mama dari kepolisian. Kalau keluarga yang dari Manado tinggal sedikit. Kebanyakan keluarga ada di Jakarta. Rencananya hari Minggu 9 April baru dimakamkan,” ungkap Venida.

Diketahui, Jeanne juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri tahun 1989 sampai 1992. Jeanne sangat peduli dengan pemberantasan narkoba. Sehingga dia pernah dipercaya sebagai Koordinator Ahli di BNN. Kemampuannya dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba sangat terkenal sampai ke negara-negara ASEAN.

“Tadi juga beberapa pejabat Polri dan BNN sudah datang melayat. Ada Pak Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Irjen Arman Depari dan Pak Brigjen Anjan Putra,” ungkap Venida.

BACA JUGA  Kuasa Hukum Korban Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Pondok Pesantren Magelang Dijadikan Tersangka

Kabar ini juga membuat Mabes Polri berduka. Seperti dituliskan dalam halaman resmi Tribrata Polri. Dalam website tersebut, Polri menuliskan sosok Brigjen Mandagi adalah perempuan yang mencetak sejarah sebagai Jenderal perempuan pertama di jajaran Kepolisian Republik Indonesia. Ia merupakan sosok yang sangat disegani dan memiliki kharisma menawan. Kualitas intelektualnya tidak dapat diragukan lagi. Tawaran tugas dari berbagai instansi tetap mengalir ketika beliau pensiun.

Polri maupun BNN memerlukan sumbangsih pemikirannya. Terakhir ia masih mengabdi sebagai penasehat ahli Kapolri sampai sekarang. Brigjen Mandagi, tulis Mabes Polri, memiliki perhatian sangat besar terhadap Polri. Terbukti dengan seringnya beliau membuat tulisan untuk kemajuan Polri.

Pada masanya hanya segelintir perempuan yang mau menjadi Polwan. Banyak yang beranggapan bahwa polisi adalah dunia laki-laki karena menuntut kesiapan fisik yang sempurna. Berbekal kerja keras, kesabaran serta kualitas intelegensia yang mumpuni, sebagai Brigjen perempuan pertama, beliau merobek stigma bahwa institusi Kepolisian hanyalah ladang pengabdian bagi kaum laki-laki. “Pekerjaan ini sangat menantang. Saya berjanji akan membuktikan kalau seorang perempuan bisa menjadi polisi yang hebat”. Kata inspirasi ini kerap ia sampaikan ketika masih menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan Polri.

Sementara di Sulut, kabar duka ini turut dirasakan sejumlah kerabatnya. Termasuk Rektor Unsrat Prof Dr Ir Prof Ellen Kumaat MSc DEA. Menurutnya, Brigjen Jeane Mandagi adalah salah warga kawanua yang sukses dalam karirnya. “Tuhanlah penghiburan, rest in peace Brigjen Pol (Pur) Jeane Mandagi. Beliau tokoh inspiratif perempuan kawanua,” singkat Prof Ellen, via pesan WhatsApp, ketika dihubungi Manado Post, kemarin. (magek/erik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.