Soal Mobil Terbakar di Cawang, Kapolres : Belum Tentu Juga Itu Teror

Mobil terbakar di Cawang (Foto Istimewa)

JAKARTA, KABARPOLISI.COM – Sebuah mobil Toyota Avanza terbakar di lokasi parkiran jemaah tabligh akbar di Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Polisi belum bisa memastikan insiden tersebut adalah sebuah bentuk aksi teror. Pasca kejadian, sejumlah broadcast menyebar, menyebutkan bahwa insiden terbakarnya mobil sebagai bentuk teror.

“Kami belum bisa mengatakan itu teror atau bukan. Artinya begini, justifikasi teror itu apa landasannya? Penyebab kebakarannya saja belum bisa kita ketahui, bagaimana mau dikatakan teror?,” terang Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo, Minggu (16/4/2017).

Menurut Kapolres, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan laboratorium forensik guna mengetahui penyebab terbakarnya mobil tersebut. Polisi juga masih mengumpulkan bukti-bukti terkait insiden tersebut.

“Saya tidak bisa berspekulasi, karena proses penyelidikan itu harus ada bukti ilmiahnya, tidak bisa menduga-duga,” kata Kombes Andry.

Polisi juga telah meminta keterangan saksi-saksi, di antaranya jemaah yang melihat kejadian tersebut. Saat ini kejadian tersebut masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

“Kami masih selidiki. Harap agar masyarakat tidak menyebarkan berita-berita yang belum tentu benar yang dapat menimbulkan keresahan,” kata Kapolres.

Peristiwa terbakarnya mobil tersebut terjadi pada dini hari tadi, di sela-sela kegiatan tabligh akbar yang dipimpin oleh KH Habib Rizieq Syihab. Lokasi terbakarnya mobil tersebut berada di tempat parkir di mana para jemaah tabligh akbar memarkirkan kendaraannya.

Tidak jauh dari mobil terbakar, ditemukan adanya 4 buah jeriken berisi bensin. Jeriken bensin itu ditemukan di dalam dua unit mobil yang belum diketahui siapa pemiliknya.

Percayakan pada Polri

Sementara itu, Imam FPI, Muchsin Al-Attas, mengimbau seluruh anggotanya tidak terprovokasi dengan insiden yang terjadi saat tabligh akbar peringatan Isra Mi’raj di Cawang, Jakarta Timur, Minggu (16/4) dini hari.

Saat itu, sebuah mobil Toyota Avanza meledak dan terbakar, nyaris mengenai jamaah yang tengah menggelar doa bersama.

“Ini saya ingin berpesan dengan umat Islam, umat jangan terprovokasi dengan ini,” katanya di Masjid Al-Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (16/4) sore.

Muchsin mengaku, dirinya mengutuk peledakan mobil yang diarahkan ke jemaah saat acara hampir berakhir. Apalagi, peristiwa tersebut berlangsung pada hari kelahirannya. “Saya malah dapat hadiah ledakan ini,” ujarnya.

Dia meminta setelah insiden tersebut umat Islam tetap fokus untuk memenangkan salah satu pasangan calon dalam Pilkada DKI Jakarta. Dia juga mengimbau FPI dan ormas lainnya tidak mengambil tindakan sepihak. “Kita serahkan kepada kepolisian,” sebut Muchsin.

Setelah peristiwa terbakarnya mobil yang tidak dikenal itu, Muchsin menyebut FPI sudah berkoordinasi dengan polisi. Dia pun meminta jika ditemukan bukti baru terkait kejadian tersebut agar dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, kuasa hukum GNPF-MUI Kapitra Ampera mendesak Kepolisian segera bertindak. “Polisi harus menjawab semua (pertanyaan) masyarakat dan buktikan kalau polisi bertindak profesional dan proporsional,” tegasnya.
Ia menuding insiden ini ditunggangi aktor intelektual.

“Pasti ada (aktor) intelektual. Ini ada tiga mobil yang dikorbankan, ada sesuatu yang besar di balik ini. Kami tidak bisa menuding ini siapa, ini tugas Kepolisian, kami akan kawal terus,” kata Kapitra.

Hingga saat ini, pihak kepolisian belum merilis hasil penyelidikan. Sementara sejumlah barang bukti berupa mobil yang terbakar dan mobil berisi bensin sudah diamankan petugas.

Insiden terbakarnya mobil Toyota Avanza tanpa nopol di Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, pada Minggu (16/4) dini hari, masih diselidiki kepolisian. Salah seorang imam FPI, Habib Muchsin Al-Attas membeberkan kronologi kejadian misterius itu. Ia mengaku menyaksikan langsung peristiwa terbakarnya mobil itu.

“Kenapa saya tahu? Karena saya berada di lokasi,” kata Muchsin dalam jumpa pers di Masjid Raya Al-Ittihaad, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (16/4).

Lokasi kejadian persis di dekat jamaah yang sedang menghadiri acara tabligh akbar peringatan Isra Miraj yang dihadiri Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab.

Berikut kronologi versi FPI yang disampaikan Habib Muchsin:

Sabtu, (15/4)
Pukul 10.00 WIB – 18.00 WIB
Acara Tabligh Akbar dibuka dengan kegiatan sosial, termasuk acara hiburan ondel-ondel. Habib Muchsin Al-Attas berada di lokasi di Jalan Cawang II yang berada di sisi kiri Jalan MT Haryono, berdekatan dengan RS Pusat Otak Nasional/BNN.

Pukul 18.00 WIB
Habib Muchsin meninggalkan lokasi dan berangkat menjemput Habib Rizieq Syihab yang sedang sakit di kediamannya.
Pukul 21.30 WIB – 22.00 WIB
Muchsin dan Rizieq sampai di lokasi. Mereka disambut pertunjukan tradisi palang pintu Betawi sekaligus meresmikan forum Jawara Pengawal Ulama.

Pukul 22.00 WIB – 23.00 WIB
Beberapa ustaz memberikan ceramahnya sebelum Habib Rizieq Syihab berceramah.
Pukul 23.00 WIB

Rizieq mulai berceramah. Ia memberikan ceramah perihal peristiwa Isra Miraj dipandang dari sisi ilmiah.

“Beliau menjelaskan detail secara ilmiah bagaimana peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi sampai penekanan beliau agar masyarakat tunduk pada aturan nabi seperti salat, jangan terpancing provokasi, patuhi aturan pemerintah selama aturan itu tidak bertentangan dengan Islam,” tutur Muchsin.

Minggu (16/4)
Pukul 00.00 WIB
Petugas kepolisian yang sempat mengawal acara meninggalkan lokasi karena petugas menerima laporan adanya tawuran di tempat lain.

“Biasanya ada sekitar 200 petugas polisi di acara kita yang rutin ini, tapi kemarin ada sekitar 40 orang saja. Mungkin karena banyak kejadian di hari itu. Petugas itu juga meninggalkan lokasi karena menerima info ada tawuran,” beber Muchsin.

Pukul 00.05 WIB
Acara Tablig Akbar selesai dan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin langsung Habib Rizieq Syihab. Sebagai pengeras suara, panitia menggunakan megafon yang biasa digunakan FPI dalam aksi. Namun di tengah doa, Muchsin mendengar bunyi ledakan.

“Saya dengar suara ledakan. Saya pikir masyarakat juga dengar suara yang sama. Memang saat itu kita doa pakai Toa (megafon) GNPF-MUI yang biasa kita pakai saat aksi. Suara Toa begitu kencang, jadi suara ledakan nggak terlalu nyaring gitu, agak sedikit ketutup, tapi saya dengar,” jelasnya.

Muchsin lalu membisikkan ke Rizieq apa yang ia dengar dan meminta Rizieq mempercepat doa. Tak lama berselang, setelah mendengar ledakan, Muchsin melihat ada mobil terbakar.
P
“Ada tiga mobil di sana, satu terbakar. Begitu Habib menutup dengan doa, saya lihat mobil yang terbakar itu turun. Saat itu jemaah sedang doa. Beruntung di sana ada beberapa motor parkir sehingga mobil sempat tertahan,” terang Muchsin.

“Di belakang mobil, ada umat yang sedang berdoa. Pas mobil ini mundur, ada beberapa motor di belakangnya, jadi terganjal. Nah umat di sana diarahkan oleh jawara untuk menyingkir, beberapa motor kita selamatkan,” kata Muchsin.
Sebelum mobil terbakar habis, beberapa murid Muchsin sempat mendekati mobil. Ketika mereka berlari mendekat, jemaah melihat tiga orang laki-laki berperawakan tinggi besar meloncat keluar dari mobil.

“Ada 3 orang keluar, 2 orang dari kursi tengah dan 1 orang dari kursi depan,” katanya.
Menurut Muchsin, Rizieq memerintahkan kepadanya dan anggota FPI lain untuk tetap berjaga mengamankan umat. “Kalau kita tinggalkan, kasihan umat,” kata Muchsin.

Pukul 03.00 WIB
Tim Gegana kepolisian datang ke lokasi dan memeriksa seluruh TKP.

Pukul 05.00 WIB
Rizieq, Muchsin, dan sejumlah anggota FPI meninggalkan lokasi setelah memastikan kondisi terkendali dan tidak ada jamaah yang menjadi korban. (rizal/hamzah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.